#2 Thief

841 112 5
                                    

Hari ini Jisoo berniat untuk membantu sepupunya Lalisa seperti biasa di minimarket milik sang paman. Jisoo memang tidak sering datang kemari, hanya ketika pekerjaanya sebagai barista libur atau jika Lisa memang benar-benar sangat membutuhkannya ketika minimarket itu sedang ramai oleh pembeli.

Jisoo memilih untuk membantu mengisi stok barang-barang yang habis dari gudang ke dalam rak atau membantu beberapa pembeli yang kesulitan saat sedang mengambil barang dari rak yang cukup tinggi, hanya itu saja, sedangkan Lisa akan berjaga di kasir.

Kebanyakan pembeli yang datang ke minimarket mereka adalah orang tua dan anak muda karena kebetulan sekali tempat ini strategis berada di wilayah perkantoran dan sebuah universitas besar di kota itu.

"Selamat pagi.." Sapa seorang bapak tua yang biasa belanja ke minimarket ini, ia biasanya membeli sekilo telur dan beberapa jenis bahan makanan lainnya, ia memang senang belanja, begitulah yang Jisoo tau.

"Selamat pagi paman, mau belanja apa hari ini?" Jisoo yang sedang menyimpan beberapa makanan ke rak pun berhenti sejenak dan menghampiri bapak tua tersebut.

"Hari ini aku kedatangan keluarga menantuku, aku ingin menyajikan makanan yang enak untuk mereka, kan tidak mungkin jika aku hanya memberikannya telur dan daging." senyum bapak itu sambil mengambil beberapa jenis sayur dan buah.

"Tapi tidak ada salahnya kalau memang hanya menu itu yang ingin kau sajikan, aku yakin masakanmu sangat enak." bapak itu terlihat berpikir sejenak kemudian mengangguk yakin.

"Ya sudah berikan aku sekilo telur dan daging seperti biasa, aku akan memberikan mereka makanan paling spesial kesukaanku." Jisoo tersenyum senang dan segera melakukan apa yang bapak itu minta. "Kau sangat beruntung memiliki saudara seperti dia, Lisa. Dia sangat baik dan pengertian." ucap sang bapak saat sedang membayar belanjaannya.

"Ah pak, jangan di puji, dia itu kalau di puji malah semakin menjadi." ejek Lisa.

"Aku dengar ya!!" Jisoo menjulurkan kepalanya dari sisi rak dan memberikan tatapan peringatan pada Lisa.

"Hahaha kalian ini masih saja sering bercanda." bapak tua itu pun pamit pergi dan Lisa masih melayani pembeli yang lain, samar-samar Jisoo melihat seorang lelaki berjalan melewati minimarket milik Lisa namun perangainya sangat aneh. Lelaki itu hanya berdiri dan memperhatikan Lisa dari luar, Jisoo sendiri tidak tau maksudnya apa namun ini bukan pertanda baik.

Setelah di rasa tidak ada pembeli lagi, Lisa bergegas keluar dari kasir dan menitipkan kasirnya pada Jisoo. "Aku ingin ke toilet sebentar, aku titip ya." Jisoo mengangguk dan masih mengerjakan pekerjaannya, terdengar suara bel di pintu masuk pertanda jika ada seorang pembeli.

"Selamat datang.." sapa Jisoo namun ia tidak melihat siapa pembeli itu, kepalanya mengintip dari balik rak dan menemukan lelaki yang berdiri di depan minimarketnya sedari tadi sedang mencoba untuk menggasak uang dari laci kasir. Jisoo membiarkannya karena tau ada CCTV yang terpasang di sana, dengan seksama ia perhatikan wajah lelaki yang berumur sekitar 30 tahunan, mengenakan jaket kulit berwarna hitam dan tubuhnya cukup kekar untuk seorang lelaki.

Ia tau jika Lisa tidak akan kembali dalam waktu dekat, jadi ia memutuskan untuk membiarkan pencuri itu pergi dengan beberapa uang yang sudah ia ambil. Jisoo menyelinap mengikuti lelaki itu sambil menutupi kepalanya dengan topi. Pencuri itu sangat tenang, ia tidak merasa jika yang ia lakukan adalah salah namun tidak dengan Jisoo, bagaimana pun itu adalah rejeki milik sang paman dan keluarga Lisa bergantung kehidupannya dari penghasilan minimarket kecil mereka, pencuri itu harus di beri pelajaran.

Lelaki itu sedikit mempercepat jalannya ketika sebuah bus baru saja sampai di halte dan berniat pergi dengan menaikinya. Jisoo mendekatinya tepat di dekat antrian beberapa orang dan menyobek celana lelaki itu sampai pahanya terkena sabetan benda tajam dan ia memekik sakit."Hey!! Apa-apaan kau ini?" Ia tidak jadi naik bus dan Jisoo tetap berjalan tenang menjauh dari halte karena lelaki itu ternyata tetap mengikutinya. "Hey!! Berhenti!!!" bentaknya namun Jisoo tak menghiraukan apa yang ia lakukan, tubuhnya segera berjalan masuk ke dalam sebuah gang kecil. "Dasar perempuan jalang!! Kurang ajar!!" sebuah tarikan kencang berhasil membuat Jisoo berbalik dan mereka berdua saling menatap.

"Yang jalang itu aku atau kau? Kembalikan uangnya sekarang." jawab Jisoo tenang.

"Uang apa? Jangan sembarangan ya!!"

"Memangnya kau pikir aku tidak melihat kau mencuri barusan? Kembalikan. Aku masih cukup sabar melayani omong kosongmu." Lelaki itu mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya dan menyeringai ke arah Jisoo.

"Jadi kau cari mati hah?"

"Aku? Tidak, aku yang akan membunuhmu jika kau tidak memberikan apa yang aku minta." ia mengayunkan pisau itu ke arah Jisoo tapi dengan mudahnya Jisoo menangkis tangan kanan lelaki itu, kemudian menusuk pahanya dengan sebuah pisau cutter yang ia bawa.

"Arrrgghhh!!" pisau lipatnya terjatuh, kaki kanannya juga melemah. Pisau cutter itu mengarah ke arah siku lelaki tersebut dan menyayat persendiannya dengan sekali dorong Jisoo membuat tangan lelaki itu patah, bunyi tulang yang terdengar sangat nyaring membuat lelaki itu berteriak kencang. Sebelum ada yang curiga, Jisoo menancapkan pisau miliknya ke leher lelaki itu sedalam mungkin, mendorongnya ke arah bak sampah dan mengambil semua uang yang sudah ia curi dari minimarketnya Lisa.

"Sudah ku bilang, kau tidak akan bisa membunuhku tapi kau malah mencobanya." kedua matanya terbelalak menahan sakit sebelum ia meregang nyawa. Jisoo membuang pisau cutter miliknya ke dalam bak sampah bersama dengan tubuh kaku yang bersimbah banyak darah, ia tau jika malam ini adalah jadwalnya pengambilan sampah dan sampah yang di ambil akan langsung di press di dalam mobil. Tubuhnya bersih, ia tidak terkena cipratan darah sama sekali, terlihat sepertinya Jisoo tau bagaimana membunuh seseorang dengan mudah.

***

"Darimana kau?" Lisa terlihat kebingungan, Jisoo tau jika sepupunya itu sedang mencari isi laci kasirnya. "Sepertinya kita di rampok, kau tadi pergi kemana? Kan aku sudah bilang padamu untuk tidak pergi kemana-mana, tadi aku cuma ke toilet sebentar." Lisa mengomel panjang lebar dan Jisoo hanya menunggunya menyelesaikan semua ucapannya.

"Sudah?"

"Ya bukan sudah-sudah tapi ini bagaimana? Uangnya hilang nanti aku harus bilang apa pada orang tuaku? Astaga Jisoo-ya.." Lisa menepuk jidatnya yang lebar sambil meratapi bagaimana nasib kehidupannya malam ini jika orang tuanya tau semua uang hasil penjualan hari ini hilang. "Bagaimana ini hey?"

"Berisik."

Plaaakk..

Setumpuk uang yang tadi pencuri itu ambil menggeplak kepala Lisa, membuatnya bingung. Jisoo melepaskannya begitu saja seakan-akan sepupunya itu seperti sedang mandi uang. "Sudah berhenti mengomel, kau ini cerewet sekali."

"Eh darimana uangnya ini? Hey.."

"Sudah hitung saja, aku mau mandi." Jisoo pergi tanpa menjelaskan apapun pada Lisa.

"Kau merampok? Hey!! Kau gila ya masa kau merampok?! Jisoo-ya!! Kau perampok hah?"

"Merampok hatimu!! Bawel..." Lisa terdiam, matanya membulat kemudian secercah senyuman merias wajahnya.

"Aahhhh.. tayaangg chichu-yaaa.." ucapnya gemas.

***

Bloody LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang