#17 Class

150 25 0
                                    

Jisoo pulang ke rumah dan segera masuk ke dalam kamar, saat ia sedang berusaha membuka kunci pintu kamarnya Lisa melihat sang sepupu kesulitan.

"Jisoo-ya, kau tidak makan malam? Kau sudah makan malam?" Lisa menenteng sebuah mie instan di dalam cup.

"T-tidak, aku sudah kenyang." Tangan Jisoo gemetar, itu membuatnya kesulitan memasukan kunci kamarnya.

"Biar aku saja." Lisa menyimpan mie instannya dan merebut kunci itu dari tangan Jisoo.

Ceklekk..

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Jisoo masuk ke dalam kamarnya kemudian menutup pintunya rapat-rapat. Ada sesuatu yang tidak beres dengan sepupunya, sejauh yang Lisa tau kalau Jisoo akan seperti itu kalau ada hal yang membuatnya teringat akan traumanya dulu. Tapi itu sudah tidak pernah terjadi setelah sekian lama, jadi ia pikir kebiasaan Jisoo sudah menghilang tapi nyatanya tidak.

Sembari mengangkat satu kakinya, ia duduk di meja makan dan menyetel acara di televisi, "kurang pedas ini, mana bubuk cabe ya?" Lisa mencari sebotol bubuk cabe yang biasa ia tambahkan sebagai penyedap makanannya.

Slurrppp...

Makanan akan jauh lebih nikmat kalau sudah ditambahkan rasa pedas, "ini enak sekali!" Lisa terlihat sangat menikmati makan malamnya.

Ceklek..

Kembali terdengar suara pintu yang terbuka tapi Lisa masih sibuk dengan makanannya, "Lisa-ya..." Lisa menoleh ke arah Jisoo yang sudah berganti pakaian, "kau masih punya mie instan?"

"Hmm..." Lisa mengangguk dengan mulut penuhnya, "di lemari dapur masih ada satu, ambil ambil." Suruh Lisa, Jisoo pun segera berjalan menuju dapur yang memasak mie yang sama persis dengan yang Lisa makan.

Mereka berdua duduk di meja makan, tapi setelah mienya matang Jisoo tidak segera memakannya, "kenapa mienya tidak di makan? Mumpung masih panas," suruh Lisa tapi Jisoo diam saja, "pakai ini nih biar pedas."

Jisoo pun menuangkan bubuk cabe ke dalam mienya,
1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
Dan masih terus ia tuangkan sampai kuah mienya berwarna merah.

"Jisoo-ya!" Lisa merebut botol bubuk cabe tersebut dari tangan Jisoo, sepupunya hanya terdiam lalu mengaduk mie di dalam cupnya dan mulai makan, "kau sakit? Ada apa?" Lisa yang merasa ada banyak hal aneh terjadi pada Jisoo mulai khawatir.

"Aku hanya kelelahan, aku tidak apa-apa, sungguh." Jisoo makan seperti tidak merasakan pedas bahkan gadis itu terkesan makan dengan lahap.

"Kau tidak kepedasan?"

"Tidak, ini asin." Jisoo menghabiskan mie instan itu sampai ke kuah-kuahnya tidak menyisakan apapun selain cup dan garpu plastik yang ia gunakan.

Keduanya saling bertatapan sampai...

"Hah, pedas!!" Jisoo menyambar gelas minuman yang ada di depannya tidak peduli itu punya siapa.

"Yak!! Sudah ku bilang, kau ini!!" Lisa mengambilkan Jisoo air minum lagi tapi ia masih merasakan mulutnya terbakar.

"Mau air es, air es."

"Ya ya sebentar..." Lisa segera menuangkan air es dari kulkas dan memberikannya pada Jisoo.

"Wah, pedas sekali, cabe apa itu?!" Wajahnya memerah, Jisoo benar-benar tidak sadar dengan apa yang sudah ia lakukan, ia hanya tersadar ketika rasa pedas membakar mulutnya.

"Aku tidak fokus, ini pasti gara-gara orang itu..." Jisoo menggelengkan kepalanya, perasaan yang ia pendam sedari tadi membuat pikirannya kacau, Jisoo memutuskan untuk pergi ke tempat lain tapi jam sudah menunjukan pukul 10 malam dan besok ia harus kembali bekerja.

Bloody LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang