SPESIAL PART

370 162 86
                                    

Hai! Ini aku Rose Maiden sang pembuat cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai! Ini aku Rose Maiden sang pembuat cerita ini. Seorang penulis gak waras persis yang dikatakan Rinjani pada part sebelumnya. Beruntung sabar kalau enggak udah modar itu cwk.

Akhirnya …. Senang bisa menyapa para pembacaku yang terhormat. Sebelum masuk ke inti problematika, aku ingin bertanya sedikit kepada para pembacaku yang terhormat.

Menurut kalian alurnya belibet ya?
Tidak jelas ya?
Berantakan ya?
Dan sedikit tidak sopan ya?

Hahaha sudah kuduga. Baik-baik keputusan ada di tangan para pembacaku yang terhormat. Sudah cukup bicaranya aku akan melanjutkan kisahnya.

Cerita ini sudah terjadi sebelas tahun yang lalu. Tepat setelah tragedi pembunuhan itu selesai. Rinjani kecil yang malang kebingungan, ketakutan,
tubuhnya panas dingin, dan keringatnya bercucuran.

Napasnya tak beraturan, kaki mungilnya tak sanggup menopang tubuhnya sendiri. Secepat mungkin dia berusaha keluar dari neraka itu meski berkali-kali tersungukur.

Menembus gelapnya sang malam, membelah derasnya badai. Gadis kecil itu berhasil kabur tatkala ayahnya sedang mengubur jasad ibunya di halaman belakang.

Rinjani terus berlari dan berlari tidak peduli seberapa keras suara guntur bersahutan, kilat menyambar, dan percikan air dari sang langit.

Gadis itu makin mempercepat pelariannya hingga tak tahu arah yang ditujunya. Sampai tanpa sengaja dia menabrak seorang wanita berkepala tiga membawa payung berdiri di tepi jalan.

Duaarr!
Wanita itu menoleh bersamaan dengan guntur yang memetir-metir. "Eh? Apa kamu tersesat, Nak?"

Rinjani mundur selangkah, giginya berderit, pupil matanya mengecil, tangan dan kakinya menggeligis. Karena gelap wanita itu melihat Rinjani lebih dekat. Dia mencekal lengan Rinjani.

"MENJAUH!!! PERGI KAU DARI SINI!!!" Rinjani memberontak, mencoba melarikan diri.

"Ah, aku mengerti kamu kabur dari rumah ya?"

"ENYAH KAU IBLIS!!! ENYAH KAU DARI SINI!!!"

"Hei tenanglah aku tidak akan menyakitimu agaknya kamu kabur dari rumah. Panggil aku Mama dan siapa namamu?" Wanita itu berjongkok di depan Rinjani.

"Hiks ... hiks ... Rinjani. Clarissa Rinjani Pradita."

"Baiklah kau bagian dari kami sekarang!"

"Ha?"

"Ayo kita pulang, Rinjani."

"Ke mana?"

"Panti asuhan, rumah barumu."

"Panti?"

Gadis kecil itu menemukan kembali tempat berlabuhnya dan seorang ibu baru yang baik hati. Mama merawat Rinjani layaknya anak kandung sendiri. Dia memberi makanan yang enak dan tempat tinggal yang nyaman.

Mahasiswa Anjay [✔️SELESAI]Where stories live. Discover now