1.3 Landasan Teori

758 391 185
                                    

Teruntuk pembaca terhormat,

Maaf, kalau masih banyak kekurangan. Tapi, kalian bisa meluruskannya di kolom komentar kok.

Seperti kalian meluruskan niatan doi untuk menjalin hubungan lebih resmi, setuju?

Salam, Rose Maiden (Kang Bucin)

.

.

Sila berspekulasi ...

Sila berspekulasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beradaptasi lah. Sungguh, dunia ini terlampau seram bagi mereka yang tidak dapat menerima kenyataan.
~Yohannes Gusti Danurdara

Sambil menunggu Bu Shifa masuk, kawanan bar-bar itu menetap di sebuah bangku lalu melingkar. Canda tawa menyertainya hingga terciptalah sebuah kebisingan satu kelas.

Rinjani serta Brian duduk di atas meja bersama Gusti. Zeline dan Dora di depannya. Sayangnya Jamal tidak hadir. Dia harus mengirimkan laporan hari ini pada dosen pembimbing.

Jamal adalah satu-satunya mahasiswa Jurusan Geografi yang berinteraksi dengan mereka Jurusan Arkeologi. Sebab itulah di kampus Jamal sering terpisah.

"Eh, Rin kemarin lusa lo kok bisa sih bergelut dengan geng tetangga?" papar Dora.

Rinjani menghela nafas. Dia melihat telapak tangannya yang berbalut perban. Apa yang sedang ia pikirkan?

Gadis itu menarik ujung bibir. "Biasa ngajak Felisya gelut."

"Serius lo?!" pekik Dora.

"Iya." Dia berbohong.

Yang sebenarnya terjadi adalah …. Ketika dia sedang mencuci tangan. Tiba-tiba kumpulan geng sebelah menghampirinya. K-geng namanya.

Kaila menarik rambut Rinjani. Kuncirnya terlepas, tatanannya sudah tak karuan. "Heh! Lacur sudah lama kita tak berjumpa!"

"Omong-omong kita sekampus loh," bisik Vania.

Di sahut Felysia. "Sungguh kebetulan yang tak diduga. Ah, jadi pengen main-main kek dulu lagi deh."

Mata Rinjani melebar, bibirnya bergetar, tanpa sadar air matanya keluar. Dia mengatupkan mulut begitu rapat.

"Lo jangan diem aja!" Kaila membentak tepat di lubang telinganya.

Rinjani cuma bisa pasrah. Melibatkan teman-temannya rasanya mustahil. Dia tidak mau merepotkan temannya dalam masalah ini.

Vania mengangkat ujung bibir. "Kelihatannya asik! Giliran gue dong!"

Kaila mundur beberapa langkah. Dia membiarkan Vania meremas kepala Rinjani. Kemudian dihantamnya ke lantai.

Mahasiswa Anjay [✔️SELESAI]Where stories live. Discover now