Capítulo 08 : una negociación

2.6K 320 429
                                    

Chapter VIII : A Negotiation

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter VIII : A Negotiation

"If you make me perfect, I can help make you perfect." —A.D. Aliwat

.

.

.

"Kerja bagus, Élyséen. Papa bangga dengan prestasimu."

"Muchas gracias, Papá. Tanpa dukungan kalian, aku bukanlah apa-apa."

T.O.P mengusak puncak kepala Jeonghan sebagai bentuk kasih sayang pada anak yang selalu berikan kejutan. Memang sudah menjadi bakat alamiah Jeonghan yang jenius di bidang penelitian sampai berhasil mengembangkan produk yang memiliki minat tinggi di mata masyarakat. Ini adalah hari kedua setelah peluncuran versi terbaru fake pheromones, pabrik yang sengaja disiapkan untuk si anak kesayangan tampak ramai oleh kegiatan produksi maupun distribusi. Ada beberapa truk besar pengangkut barang yang akan disebar ke beberapa kota. Semua berisi produk kebanggaan Jeonghan.

Mungkin bukan masalah uang, tapi Jeonghan bisa merasakan hal yang setara penerimaan. Sejak diangkat oleh nawa Lupus saat usia masih menginjak angka 7, banyak hal yang Jeonghan coba agar bisa seperti Jisoo dan Kai yang merupakan anak kandung. Bukan berarti T.O.P serta CL sudah melakukan diskriminasi sejak awal dan memanfaatkan kejeniusannya, namun Jeonghan merasa sebagai bentuk balas budi perlu membuat keluarga yang sudah baik padanya bangga. Mungkin dengan cara ini bisa membayar kasih sayang yang tak terhingga.

"Kalau begitu Papa izin pamit, ada meeting dengan petinggi La Cueva, kapan-kapan kita mengobrol lagi, Mi Bebé Élyséen."

"Hati-hati di jalan, Papa. Terima kasih untuk kunjungan hari ini."

Lambaian tangan sang kepala keluarga meninggalkan gelenyar hangat dalam dada. Jeonghan menyukainya, betapa cinta itu begitu mahal didapat karena harus mengorbankan hidup yang sebelumnya. Jika saja panti asuhan yang menampung anak yatim piatu sepertinya dulu tidak mengalami tragedi kebakaran, atau jika bukan nawa Lupus yang merangkulnya, barangkali Jeonghan tidak akan seperti sekarang. Sudah pasti kebencian dan kegelapan yang dulu mengisi hatinya akan semakin bermuara bahkan menyebar laksana penyakit yang tak hanya melukai diri sendiri namun juga orang di sekitarnya.

Tapi lihatlah Jeonghan sekarang, dia sudah berjalan sejauh dan sesukses ini. Siapa yang tidak tahu mengenai malaikat cantik La Cascada yang banyak warga sematkan padanya? Karena pasalnya selain produk fake pheromones, masih ada hal lain yang Jeonghan lakukan. Terkadang dia pun menyisihkan sedikit uangnya untuk kegiatan bermanfaat. Bisa dikatakan Jeonghan memang sama seperti Jisoo hanya saja dia tidak begitu terang-terangan. Biarlah Tuhan yang menilai secara langsung pribadi seperti apa seorang Élyséen Jeonghan.

"Brendan! Tolong ambilkan satu box kardus lagi."

"Oh, pas sekali. Ini adalah kardus terakhir."

LluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang