Capítulo 21 : en nombre del amor

1K 90 102
                                    

Chapter XXI : In The Name of Love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter XXI : In The Name of Love

“We loved with a love that was more than love.” —Edgar Allen Poe

.

.

.

El Fuego Central Hospital, Paradia....

Hari-hari yang dilalui Carla Yuri Dorado masihlah sama.

Membosankan namun di sisi lain membahagiakan karena setelah kurang lebih dua puluh dua tahun menjadi tahanan rumah sakit, Dorado terakhir yang menjadi saksi Kerusuhan 1993 mendapat kabar mengejutkan jika kesehatannya berangsur membaik.

Mungkin berkat motivasi luarbiasa yang diberikan dokter serta perawat yang sudah dianggap lebih dari keluarga, kehadiran Asier Seungkwan Aquila bersama Alpha terkasihnya turut memberikan kekuatan. Pasalnya, Omega manis itu kerap menyemangati Yuri untuk sembuh agar Wonwoo yang dalam pikirannya sedang menimba ilmu di La Cueva bangga saat pulang nanti.

Memberikan sedikit kejutan jika sang Ibu tidak lagi bergantung pada alat-alat medis. Meski harus dipantau secara ekstra, namun Yuri kembali merasakan menjadi manusia pada umumnya. Dengan kedua kakinya, Yuri bisa berdiri cukup lama dan berjalan jauh dibandingkan sebelumnya yang hanya tertidur tanpa daya di ranjang.

Ah, rasanya Yuri ingin segera bertemu dengan Wonwoo. Hampir setengah tahun mereka terpisah tanpa sang anak mengabarinya. Meski menyakitkan menahan rindu, Yuri percaya Wonwoonya pasti baik-baik saja. Anak baik itu tidak pernah mau merepotkan orang-orang, termasuk dirinya yang tidak pernah mempermasalahkan karena itulah fungsi keluarga.

Percaya dan mendukung sepenuhnya.

Meski terasa berat, Yuri selalu melapangkan dada. Berpikir positif agar saat mereka dipertemukan lagi hanya ada senyuman alih-alih air mata. Menjadi waktu yang indah untuk keduanya, mengingat tahun-tahun sebelumnya Yuri dan Wonwoo berjuang dengan sangat luarbiasa. Biarlah kali ini mereka menyecap manisnya. Meski tidak banyak, yang penting Yuri bisa kembali berkumpul dengan malaikat kecilnya.

“Bibi Yuri, bukankah Qaaley sangat pemilih dalam hal makanan? Kenapa saat kecil dia pernah segemuk ini? Aku tidak mengerti mengingat saat aku kecil tidak segemuk Qaaley tapi di masa sekarang justru tubuhku yang lebih lebar darinya. Untung saja Vernon tidak memandang fisik, bisa gila jika dia berpaling hati mencari Omega yang setipis stik pocky.”

“Hei, aku bukan Alpha seperti itu,” Vernon di ujung ruangan memprotes kalimat Seungkwan. “Aku tipikal yang setia dan tidak semua cinta lahir dari pandangan mata, bagiku sifat yang harus menjadi prioritas utama.”

“Huh, sulit dipercaya. Tapi karena aku sudah mengenalmu sejak balita, jadi ... ya ... okelah, aku pegang ucapanmu wahai Yang Mulia Vernon Taiga.”

“Sudah, sudah, jangan berdebat. Memiliki fisik berbeda bukan berarti gagal menjadi manusia. Karena kecantikan sejati adanya dari sini, Nak ... di hati kita.”

LluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang