Drunk On You

262 38 6
                                    

Nayeon menumpu kepalanya yang terasa berat, dengan kedua tangan yang ia taruh di atas meja. Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Dan entah sudah berapa gelas yang perempuan itu teguk, diiringi dentuman musik yang masih mengalun di sekitarnya. Membuat Nayeon mengambil sebotol wine dan menuangkan minuman itu, pada gelas di genggamannya yang bahkan masih terisi penuh.

"YA! Kembalikan gelasku," keluh Nayeon. Begitu ia mendapati segelas wine yang dirinya ingin teguk, diambil oleh seseorang di sampingnya. Nayeon menyipitkan matanya, untuk melihat siapa sosok laki-laki dengan sweater abu-abu yang berani mengambil gelasnya saat ini.

Nayeon tersenyum miring, setelah menyadari siapa sosok itu. Kepalanya ia anggukan pelan, "yasudah, kalau kamu memang mau meminumnya, Jaeb," ucap Nayeon. Lalu perempuan itu mengambil gelas kosong lain yang tersedia di mejanya.

Namun Jaebeom lebih dulu menarik kedua tangan Nayeon, "gak lagi, Nay."

Nayeon berdecak. Hasratnya belum terpenuhi, maka ia menggelengkan kepalanya, "tapi aku masih ingin. Satu teguk lagi, ya."

Jaebeom yang kini menggeleng. Kemudian merapakatkan coat yang diam-diam ia pakaikan kembali pada tubuh Nayeon. Pun perempuan itu tidak menolak. Atau mungkin tidak menyadari, berkat gelas demi gelas yang Nayeon teguk sampai saat ini.

Handphone yang masih Jaebeom taruh di atas meja, berkali-kali berdering. Beberapa notifikasi pun, mulai menghiasi layar handphone laki-laki itu.

Rupanya pesan dari Jinyoung.

Jaebeom ikut mengangguk kala membaca pesan itu

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Jaebeom ikut mengangguk kala membaca pesan itu. Jinyoung dan Yeeun memang baru saja meninggalkan dirinya dan Nayeon, setelah acara inti Thanks Giving Party drama series mereka usai, beberapa menit yang lalu. Dan Jaebeom rasa, kini saatnya ia membawa Nayeon pulang, dari kemeriahan yang masih melingkupi bar itu.

Namun Jaebeom justru terpaku pada perempuan yang tengah memejamkan matanya begitu nyenyak, dengan kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Kening Nayeon yang sesekali berkerut, atau garis bibirnya yang terangkat naik, berhasil Jaebeom tangkap dengan sempurna. Padahal lima belas menit yang lalu, suara dari perempuan yang sudah terlelap ini, masih beradu dengan bisingnya kemeriahan acara tadi.

Jaebeom menyila helaian rambut yang satu per satu menutupi separuh wajah Nayeon, ke belakang telinganya. Bibir ranum perempuan itu mampu membuat Jaebeom terpaku sejenak, ketika semakin lekat laki-laki itu mengamati bagaimana Nayeon tertidur.

Hingga rasanya Jaebeom cukup gila, begitu tangannya mengusap pipi Nayeon pelan. Kini justru ia merasa bersalah, saat tatapannya beradu dengan kedua mata perempuan itu yang sudah tidak lagi tertutup.

Senyum yang sudah merekah di wajah Jaebeom sejak tadilah yang pertama kali menyambut Nayeon dari tidurnya yang terbilang singkat. Senyuman itu pun semakin dalam, begitu Nayeon juga menyunggingkan senyumnya.

Till I Met You.Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt