22

219 34 42
                                    

Malam sudah akan berganti hari, tapi belum juga ada tanda-tanda bahwa syuting akan segera berakhir. Maka di jeda pergantian scenenya itu, Yeeun buru-buru masuk ke dalam tent. Lalu mendapati Jaebeom sedang bersiap untuk pulang, karena scene laki-laki itu telah usai. 

"Jaebeom, mau kemana?" tanya Yeeun.

Yang dijawab oleh Jaebeom sekenanya, "pulang."

Membuat perempuan di hadapannya itu langsung berkacak pinggang. "Kok pulang, sih? Kan gue minta tolong untuk lo nanti pegang kue," protes Yeeun.

"Masih lama, Yen! Gue mau pulang," balas Jaebeom.

Lantas Yeeun langsung melihat jam yang melingkar di tangannya. Waktu menunjukkan pukul 23:45 malam. Masih kurang 15 menit lagi sebelum hari berganti menjadi tanggal 22 di bulan September — hari kelahiran Jinyoung. "Sebentar lagi, Jaeb," pinta Yeeun sedikit memohon. Yang detik berikutnya, ujung bibir perempuan itu langsung naik karena melihat Jaebeom yang kembali duduk di bangkunya.

"Sebentar gue liat Jinyoung dulu, udah selesai apa belum scene nya," ucap Yeeun. Kemudian meninggalkan Jaebeom di dalam tent itu sendirian.

Kemudian untuk membunuh hening dalam ruangan, Jaebeom merogoh saku celananya dan menggenggam layar handphone nya. Benar saja. Bahwa dalam hitungan menit, seorang Park Jinyoung akan bertambah usianya. Itu berarti, tahun ini menjadi kali pertama bagi Jaebeom untuk ikut merayakan hari ulang tahun sahabatnya itu. Setelah kejadian di malam yang membuat mereka tampak seperti dua orang yang tidak pernah kenal.

Lantas yang mengisi pikiran Jaebeom saat ini, ialah apa yang pernah dikatakan oleh Nayeon di depan Sungai Han, beberapa hari yang lalu —

"Aku gak tahu ada masalah apa diantara kalian berdua. Aku juga gangerti seberapa parahnya persoalan itu sampai buat kalian cuma bisa keliatan akur di depan kamera aja."

"Tapi aku pikir kalian udah sama-sama dewasa,  jadi kenapa gak coba untuk selesain masalah itu?"

Kemudian, yang berikutnya terlintas dibenak Jaebeom ialah, bagaimana laki-laki itu yang berniat menuruti perkataan Nayeon. Bahwa ia akan segera menyelesaikan masalahnya itu dengan Jinyoung.

"Baiklah." — begitu balas Jaebeom waktu itu. Sementara ia sendiri pun sampai saat ini masih belum tahu, harus mulai darimana untuk memperbaiki hubungannya dengan Jinyoung.

Namun, semakin lama waktu yang Jaebeom habiskan di dalam tent itu, semakin lama juga ia memikirkan kalau yang dikatakan Nayeon ada benarnya. Bahwa selama ini Jaebeom dan Jinyoung tidak pernah mencoba untuk menyelesaikan masalah di antara mereka. Keduanya sama-sama menghindar, atau bahkan saling melupakan pernah sedekat apa mereka sebelumnya.

Maka setelah Jinyoung meniup semua lilin yang berada di atas kue, yang dibawakan oleh Jaebeom, dan lagu selamat ulang tahun juga telah usai dinyanyikan — laki-laki itu menghampiri Jinyoung dan mengajaknya untuk berbicara sebentar di pinggir ruangan.

Jinyoung mengangguk. Lalu mengikuti Jaebeom yang membawanya keluar dari keramaian.

Lantas bukan ucapan selamat ulang tahun yang Jinyoung pertama kali dengar dari laki-laki di sampingnya. Justru kini Jinyoung tengah mendapati Jaebeom yang menundukkan kepalanya, sambil kedua tangannya yang laki-laki itu masukkan ke saku celananya. Lalu berkata, "maaf, Nyoung."

Kening Jinyoung berkerut. Dirinya sama sekali belum mengerti permintaan maaf apa yang dimaksud oleh Jaebeom. Namun, kemudian ia mendengar Jaebeom membuka suaranya lagi, "maaf untuk malam itu dan maaf untuk semua yang terjadi setelahnya," ucap Jaebeom, dengan pandangannya yang masih melihat pada ujung sepatu yang ia pakai.

Till I Met You.Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon