Dealing With The Devil | Chapter 23

10.7K 746 33
                                    

"Glats, kamu masih berhutang penjelasan kepada Paman, mengenai kabar baik dan burukmu." Ujar Raiden ketika ia, Glatea, dan Putra Sulungnya sedang bersantai di depan perapian.

    Theodore menganggukan kepalanya, setuju dengan perkataan Ayahnya. "Ya, Glats. Kamu belum jadi mengatakannya."

    Glatea meletakan cangkir yang berisikan cokelat panasnya di atas meja kopi, dan mendesah pelan. "Kabar baik terlebih dahulu, aku sehat dan aku berada disini."

    "That's all?" Tanya Theodore tidak percaya.

    Glatea menarik napasnya dalam, seraya memejamkan matanya sebentar. "Aku akan memimpin Mitchell Green Energy."

    Mendengar jawaban dari Glatea, Theodore dan Raiden pun terkejut. "Astaga, Glats. Congratulations!"

    Raiden menganggukan kepalanya pelan, "Selamat, Glatea. Kamu memang pantas mendapatkan itu."

    Glatea tersenyum lirih, "Thank you, Uncle Rai, dan kamu Theo. But that's the good news, I still have the bad news for you guys."

    "Gerald tidak setuju kamu menggantikan posisinya?" Tebak Theodore dengan cepat.

    "Gerald tidak setuju?" Glatea terkekeh pelan, "Pria itu justru yang paling bersemangat untuk ini. Kamu tau Theo, betapa bencinya Gerald dengan posisinya sebagai CEO dari MGE."

    "Lalu dimana Gerald berada sekarang?" Tanya Raiden penasaran.

    Glatea mengedikkan bahunya acuh "Sepertinya di New York, aku tidak tau juga."

    "Maksud Paman, dimana Gerald bekerja sekarang?"

    "Oh" sahut Glatea menahan malu, "Dia mengambil alih Gallagher Corporation, Uncle Rai."

    "Gerald finally got what he wanted." Sahut Theodore.

    "Berarti Gabriel mengambil alih Gallagher Group, dan yang artinya Ayahmu sudah memulai masa pensiunnya, Glats?" Sahut Raiden berikutnya.

    Glatea menganggukan kepalanya, "Tetapi Papa belum sepenuhnya pensiun, Uncle. Papa masih terkadang mengambil alih Gallagher Group, apabila Axel tidak berada di kantor pusat untuk waktu yang lama. Seperti saat ini, Axel yang sedang menetap di Venezuela."

    "Venezuela? Papamu sepertinya benar-benar akan melakukan rencananya ya Glats."

    Glatea mengernyit bingung, "Rencana yang mana, Uncle?"

    "Membangun kilang minyak. Papamu itu sudah mengincar Venezuela sejak kamu berumur tiga tahun, Glatea. Tetapi pemerintah Venezuela tidak pernah memberi izin, sehingga proyek tersebut tidak pernah terlaksana."

    Theodore menganggukan kepalanya, "Pantas saja, belakangan ini Gabriel selalu menolak ajakanku untuk bermain Golf."

    "Kamu sering bermain Golf dengannya?"

    "Tidak hanya dengannya, tetapi dengan Gerald dan Trevor juga. Dan terkadang Putranya Bibimu, apabila mereka sedang tidak sibuk."

    Glatea membelakan matanya, "Dan kalian tidak pernah mengajaku?"

    Theodore menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Sorry Glats, kita hanya melakukan cousins bonding. Jadi kita pikir kamu tidak perlu diajak."

    Glatea mengernyit tidak suka, "Cousins bonding you said? Theo, aku satu-satunya wanita di generasi ini. Yang kalian lakukan bukanlah cousins bonding, tetapi lebih ke 'get the hell Glatea away from the boys.' Astaga, aku satu-satunya yang berjenis kelamin wanita diantara kalian semua. Jahat sekali."

Dealing With The Devil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang