"Hello?"
Suara itu. Suara yang sudah dua minggu belakangan ini sangatlah Daxton rindukan. Suara yang biasanya ia dengar disetiap harinya, yang dua minggu lalu juga tiba-tiba saja menghilang bagaikan ditelan sang semesta.
Mengusap air matanya yang entah sejak kapan sudah menetes, Daxton pun tersenyum tipis, "Glatea?"
Tidak terdengar balasan apa pun dari seberang sambungan untuk beberapa lama. Hingga akhirnya Daxton pun kembali membuka suaranya, "Sayang, ini aku."
"D— Daxton?"
Dan untuk yang kesekian kalinya malam ini, Daxton pun kembali tersenyum dengan lebar, walau kedua matanya masih menyisakan air mata. "Iya, Glatea. Ini aku, Daxton, Suami kamu."
Daxton kembali tidak mendapatkan balasan apa pun untuk beberapa saat, yang masih tetap dimaklumi oleh pria itu. Daxton mengerti, bahwa tidak mudah bagi Glatea untuk kembali berkomunikasi dengannya, setelah apa yang terjadi pada wanita itu, yang walau sebenarnya Daxton juga tidak mengetahuinya dengan pasti.
Tetapi walau seperti itu, Daxton tetap mensyukuri atas apa yang terjadi didalam hidupnya saat ini, dan khususnya malam ini, dimana ia kembali diizinkan untuk mendengar suara dari wanita yang sangat ia cintai itu.
"Sayang, bagaimana kabarmu?"
"Aku... aku baik, Daxton. Dan bagaimana dengan kamu?"
"Tidak pernah sebaik ini dalam dua minggu belakangan."
Daxton memejamkan matanya, ketika pria itu kembali tidak mendapatkan balasan apa pun dari Istrinya. Daxton tidak menyukai keadaan mereka saat ini, dimana komunikasi menjadi hal yang sangat sulit, apabila sebelumnya komunikasi diantara keduanya sangatlah lancar.
"Sayang?"
"I— iya?"
"Kamu sudah makan malam?"
"Glatea?" panggil Daxton, ketika pria itu lagi-lagi tidak mendapatkan balasan dari seberang sambungan.
"Aku sudah makan."
"Daxton,"
Daxton tersenyum, "Iya, Sayang?"
"Axel, sudah memberitahu kamu... bukan?"
Daxton tertegun ditempatnya mendengar pertanyaan yang terdengar dari bibir Istrinya. Pertanyaan yang Daxton sama sekali tidak mengerti makna dari pertanyaan tersebut.
"Daxton,"
"Sudah, Sayang. Now tell me, apa yang Gabriel katakan... semuanya tidak benar, bukan?"
Dan untuk yang ke sekian kalinya malam ini, Daxton hanya mendapatkan keheningan. "Glatea, please tell me that all of the text that I got from him weren't true."
"Glatea." Daxton lalu menjauhkan ponselnya dari telinganya, hanya untuk memastikan bahwa sambungan keduanya masih terhubung. Dan hembusan napas lega pun terdengar dari bibir pria itu, ketika mendapati bahwa kedua sambungannya masih terhubung.
"Baby."
"Daxton, apa yang Axel bilang kepada kamu, semuanya adalah kebenaran. Aku ingin kamu pergi meninggalkan Illinois, khususnya Barrington Hills, secepatnya."
Mendengar itu, Daxton yang semula sudah siap dengan berbagai bahan perbincangannya dengan Istrinya malam ini pun seketika menghilang, dan tergantikan hanya dengan pikiran kosongnya saja.
ESTÁS LEYENDO
Dealing With The Devil [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
![Dealing With The Devil [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/242909665-64-k201669.jpg)