Dealing With The Devil | Chapter 66

10.6K 896 65
                                    

Glatea membuka matanya dengan perlahan, ketika merasakan panasnya sinar matahari yang berhasil menembus kelopak matanya pada pagi hari ini. Mengerjapkan matanya demi menyesuaikan pencahayaan, Glatea pun mengernyitkan dahinya heran, ketika mendapati dimana keberadaannya saat ini. Kamar milik Glatea, yang berada di dalam rumahnya yang berlokasi di California.

    Setelah menghabiskan beberapa menit untuk menyesuaikan diri, Glatea pun perlahan bangun dari posisinya. Namun tepat disaat wanita itu beranjak dari tidurnya, sebuah tarikan pada pinggangnya pun dapat Glatea rasakan dengan jelas. Melihat ke bawah, Glatea langsung mengernyit heran, ketika mendapati sebuah tangan yang sedang merengkuh perutnya dengan sangat erat.

    Menolehkan wajahnya untuk menatap si pemilik tangan, Glatea yang awalnya hendak protes pun langsung mengurungkan niatannya, ketika mendapati pria yang sedari tadi merengkuhnya dari belakang itu masih tertidur dengan pulas, dengan sebuah laptop dan juga tablet yang masih dalam posisi menyala disisinya.

    Melirik kearah laptop pria tersebut, decakan kesal pun dapat terdengar dari bibir milik Glatea, ketika wanita itu justru mendapati laptop tersebut dengan keadaan menyala dan menampilkan sebuah data yang Glatea yakini ialah pekerjaan milik pria itu.

    Mengarahkan tubuhnya untuk menggapai laptop tersebut dan mematikannya, lagi-lagi kekesalan dapat terlihat dengan jelas dari wajah Glatea, ketika wanita itu justru mendapati fakta bahwa file ini baru saja diselesaikan sekitar pukul enam pagi, yang berartikan satu jam yang lalu.

    Setelah memastikan semua data sudah tersimpan dengan baik, Glatea pun memutuskan untuk menutup laptop tersebut. Hal itu juga Glatea lakukan pada tablet milik pria itu, dan juga ponselnya. Namun disaat wanita itu hendak menyimpan perlengkapan elektronik milik pria tersebut, tatapan Glatea justru teralihkan pada sebuah pesan yang dapat terlihat pada ponsel milik pria itu.

    Menatap ke arah pria itu yang masih terlelap, Glatea pun memutuskan untuk membuka layar ponsel milik pria itu, dan membaca pesan yang masuk lewat notification bar yang ada pada layar ponsel tersebut.

    Glatea membuang napasnya kasar, ketika ia tidak menemukan sesuatu yang tidak wanita itu inginkan pada ponsel milik pria disampingnya itu. Kelegaan justru terasa di dalam diri Glatea, ketika wanita itu hanya menemukan pesan yang berasal dari asisten milik pria itu, dan bukan orang lain yang tidak ingin Glatea sebutkan namanya.

    Setelah memastikan semua elektronik milik pria itu sudah tersimpan rapih pada nakasnya, Glatea pun dengan perlahan melepaskan rengkuhan tangan milik pria itu dari pinggangnya.

    Diluar dugaannya, Glatea yang awalnya sudah memikirkan cara untuk mendebat pria disampingnya itu demi melepaskan rengkuhannya pun wanita itu urungkan, ketika wanita itu justru dengan mudahnya dapat terlepas dari rengkuhan pria tersebut.

    Glatea lalu memutuskan untuk keluar dari kamarnya, dan pergi ke dapurnya. Namun belum sempat wanita itu menggapai gagang pintu kamarnya, suara serak khas  seorang pria bangun tidur pun dapat terdengar dengan jelas di telinga Glatea, "Come back to bed, Glatea."

    "Aku lapar, aku ingin membuat sarapan dahulu." Jawab Glatea tanpa memalingkan wajahnya.

    Setelahnya, terdengar suara decakan dari pria itu. "Please, Glats."

    "Aku tidak akan kemana-mana, Daxton."

    "I just want a morning kiss, Glats." Balas Daxton dengan suara seraknya.

    Glatea yang merasa kasihan pun akhirnya mengalah, dan berjalan mendekat kearah pria yang masih berada didalam gulungan selimut tersebut. Menundukan tubuhnya, Glatea lalu memagut lembut bibir pria itu.

Dealing With The Devil [COMPLETED]Where stories live. Discover now