Day 5

31 8 5
                                    

Tema: Buat karya yang melanjutkan kisah dongeng/legenda yang ada.

Genre: Fantasi (lagi)

****

____ Dalam sebuah buku dongeng ____

Seorang Putri yang datang tiba-tiba di gerbang kerajaan dalam keadaan kepayahan, kedinginan, basah kuyup akibat kehujanan mengaku bahwa dirinya adalah Putri Sejati.

Mengapa seorang Putri Sejati hujan-hujanan sendirian di malam badai begini? Batin Pangeran bertanya-tanya. Ia penasaran dengan klaim Sang Putri. Namun, ia tak memiliki cara membuktikannya. Sang Nenek lah yang justru menenangkannya.

"Dia akan menginap di sini, malam ini. Kita lihat besok pagi, apakah benar ia Putri Sejati?" Begitu ucap Sang Nenek.

Nenek hanya tersenyum ketika Pangeran menanyakan maksudnya. Beliau meminta tempat tidur istimewa untuk Sang Putri: dua puluh tumpuk kasur biasa ditambah dua puluh kasur bulu di atas ranjang. Esoknya, Nenek menanyakan pada Putri bagaimana tidurnya semalam.

"Saya tidak bisa tidur! Ada sesuatu yang keras di bawah saya dan itu membuat seluruh badan saya kesakitan dan lebam. Saya tidak tahu ada apa gerangan?"

Nenek tersenyum. "Kamu memang Putri Sejati rupanya." Beliau tak memberi tahu bahwa sebelum keempat puluh kasur ditumpuk, tiga biji kacang polong diletakkan di atas ranjang. Bagaimana mungkin sang Putri bisa merasakan benda keras yang terletak jauh di bawah tumpukan kasur empuk kalau dia bukan Putri Sejati--seseorang yang begitu lembut?

"Kalau benar dia Putri Sejati, dialah orang yang selama ini aku cari!" Pangeran begitu berseri mengetahuinya. Perjalanannya mencari Putri Sejati yang akan dinikahinya usai sudah. Pangeran akhirnya memperistri Sang Putri.

[Tamat]

****

Namun, benarkah demikian?

Ketika sendirian, Sang Putri menanggalkan jubah berikut tiara palsu yang ia kenakan. Susah payah menembus badai malam hari terbayar sudah. Cita-citanya tercapai: menjadi calon penerus tahta.

Siapa yang tidak tahu perihal Pangeran yang berkeliling dunia demi mencari Putri Sejati? Marie mempelajari ciri-ciri Putri Sejati. Ia berpura-pura kena serang bandit dalam perjalanan malam bersama seluruh keluarganya dan tinggal sebatang kara.

Sambutan hangat keluarga kerajaan ketika ia berpura-pura di depan pintu memuluskan jalannya. Ia melihat kasur yang ditumpuk begitu tinggi dan yakin kriteria Putri Sejati macam apa yang akan diuji. Setelah ucapan selamat tidur diucapkan, ia menyelipkan tiaranya di bawah kasur teratas dan menjadikannya bukti lebam di bahu dan punggungnya.

Ternyata, semudah ini menjadi keluarga kerajaan.

Pernikahan dilangsungkan dengan penuh kebahagiaan. Marie merasa ia benar-benar beruntung.

Namun, satu hal yang tidak diketahui Marie. Pangeran sengaja meletakkan bunga ajaib bercahaya di kasur teratas. Andai benar ia adalah Putri Sejati, Pangeran ingin mengetahui masa lalunya. Masa lalu yang bisa terekam jika menyentuh bunga ajaib itu. Namun, antusiasme menemukan Putri Sejati dan kesibukan pesta pernikahan membuat Pangeran lupa. Ia baru ingat setelah merasa janggal.

Kalau benar ia Putri Sejati yang lembut, mana mungkin ia begitu gila harta?

Pangeran menyentuh bunga ajaib itu. Demi mengetahui Marie berbohong, Pangeran marah sejadi-jadinya. Ia menceraikan Marie, lantas memerintahkan pengawal untuk menangkap dan mengurungnya dalam penjara sempit berlantai kasur yang menyembunyikan duri di baliknya.

****
***
**
*

(Kembali ke Tare)

"...."

"...."

"Kenapa bisa ada Bunga Kenangan di sana?" Aku terpana saat menggenggam bunga yang tampak paling layu. Aku baru saja melihat sekelebat kebenaran akan dongeng yang sudah terkenal di mana-mana. Dongeng yang tamat setelah pesta pernikahan. Mana aku tahu, masih ada kelanjutan kisah tragis di baliknya. Bunga yang kupengang ... ia menyimpan ingatan dari--yang katanya--dongeng itu.

Bwooosh.

Begitu saja bunga itu padam. Baru pertama kali kulihat Bunga Kenangan yang layu dan mati seperti ini.

"Berarti, umurnya paling tua." Deha, masih memeluk Terra, datang mendekat. "Kalau ternyata dia berumur ratusan tahun, aku baru tahu Bunga Kenangan bisa tahan lebih dari sepekan setelah dipetik."

"Mungkin dia ancestor," ujarku asal.

"Bukan. Bunga itu memang dipetik baru-baru ini. Ia sudah hidup berabad-abad di banyak lokasi, tapi aku yang membawanya kemari."

Kami terdiam. Suara itu bukan salah satu dari kami.

Lagi, pertanyaan yang sama muncul: siapa?

(Bersambung)

****
.
.
.
.

Tema hari kelima bikin aku sedeng mendadak. Niat mau bawa legenda gunung--biar nyambung sama Rifa di Janji 1000 Tahun--apa daya legenda di sini bersangkutan dengan kepercayaan. Kalau saya benturin sama genre spiritual, saya bakal menentang. Bukannya saya takut kena kutuk atau apa lah, tapi saya takut jadi buron masyarakat atau suku tertentu kalau ketahuan. ((Ini serius))

Ah, udah terlalu lama kami di dalam ruangan batu bawah tanah ini, kapan kami keluar dan melihat cahaya matahari lagi?

BTW, ada yang tahu ini dongeng apa, asal mana, pengarangnya siapa? :P

Ehm, taun depan ganti judul DWC jadi Kompilasi Kisah Bunga Kenangan aja kali ya.

5/2/2021
AL. TARE

OWO udah enak-enak ngetik di laptop tetiba ga konek internet???

Trapped in Hayalan (Again)Where stories live. Discover now