Day 15

22 6 0
                                    

Tema: [ Masuk ke website https://perchance.org/emoji masukkan angkat 3 dan klik centang unique. Buatlah cerita yang mengandung makna dari tiga emoji tersebut. (Makna diintepretasikan sedekat mungkin dengan emoji, sebisa mungkin literal) ]

Day 15 didedikasikan penuh buat Kak Bong selaku penyumbang tema :)

Day 15 didedikasikan penuh buat Kak Bong selaku penyumbang tema :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Judul: Medali

Genre: lanjutan sebelumnya, SoL atau fantasi

****
****
****

Sejujurnya, agak ngeri mendengar perkataan Alba tentang Bumi yang luluh lantak. Aku sendiri baru menyadari hal itu. Tahun 2300, apa kabar dunia? Sekarang saja sudah seperti kiamat kecil tiap hari.

Karena itulah, RI mengambil alih suasana. Ia mendongeng sedikit sambil sempat-sempatnya menyindirku. Dasar. Namun, suasana suram tadi cukup teratasi karenanya.

"Hei, kita mau bakar-bakar," seru Sally. Ia dan Tora sibuk memotong-motong daging sejak tadi. "Ada yang punya bumbu tambahan? Kami hanya bawa garam."

"Hidup udah asin," ujarku yang langsung dipelototi RI.

"Bunda Zahir membawakan kita beberapa bahan makanan," ujar Ivy. "Bumbu juga ... uwoh! Beliau mau kita masak enak meskipun di tempat antah berantah begini."

Ivy berlalu diikuti Ashley, sedangkan aku duduk di samping Alba yang bermain-main dengan Terra.

"Alba, apa yang kamu sadar dari dunia tempatmu berasal?" tanyaku. "Apa enggak ada kesamaan sedikit pun dengan tempat yang kamu lihat sekarang?"

"Um ... orangnya sama."

"Oke." Aku mendengkus.

"Apa semua kendaraan di sini kayak dia?" Alba menunjuk Terra yang kini bergulingan—makin tampak mirip kucing, meski ia begitu keras, karena memang batu.

"Enggak. Terra cuma keanehan."

"Oh ... lalu? Kendaraan normal di sini kayak gimana?" Alba tampak penasaran.

Aku meraba saku. Ah, aku membawa ponsel. Bagus, kurang-kurangi megang hp, dasar nolep.

"Ini." Aku menunjukkan layar pada Alba, setelah memanggil-manggil sinyal supaya muncul. "Apa enggak ada yang seperti ini di tempatmu?"

"Oh ... rongsokannya ada." Alba tampak mendung saat melihat layar ponselku. Rupa-rupa kendaraan zaman sekarang. "Ini," ia menunjuk gambar bus, "yang dulu aku tinggali, sebelum suatu hari roboh dan susah dimasuki."

"Roboh? Kamu enggak terjebak di dalamnya?"

Alba menggeleng, tetapi tidak memberikan penjelasan.

"Apa ada kendaraan lain di sana?" kejarku.

Trapped in Hayalan (Again)Where stories live. Discover now