Paris On Earth

320 15 0
                                    

"Mama.."

"Eh, Mona" ucapnya sambil tersenyum. Aku menghampirinya yang sedang memegang majalah.

"Kau.. Sudah hebat ya sekarang.." lanjutnya.

"Aku akan pulang ke rumah.." ujarku.

"Ah tidak apa apa, kau bisa terus menjadi model sampai kapanpun. Ibu akan selalu mendukungmu. Tapi saat kau jatuh, ibu harap kamu mau pulang ke rumah" ucap ibuku tulus. Aku tersenyum dan mengangguk.

Aku mengantarnya ke pintu gerbang dan menemui teman temanku. Mengobrol sebentar.

"Hei, Mon!" ucap Kenji.
"Eh, dari tadi di cariin. Kita mau pulang duluan, ya? Ini ada titipan dari Anton. Dia udah pergi" ucap Meidy sambil menyerahkan bungkusan kecil. Merekapun berlalu meninggalkanku.
"Duluan ya!" ujar Kenji. Aku melambaikan tangan padanya.

Aku membuka bungkusan itu dan menemukan kunci. Aku tidak mengerti kunci apa itu.

Samar samar aku ingat sesuatu. Paradise On Earth punya ruangan tempat Anton menyimpan semua baju buatannya. Dan ruangan itu di kunci. Mungkinkah ini.. Kuncinya..?

Tanpa berpikir dua kali, aku langsung berlari menuju studio itu. Sepi sekali. Sudah tidak ada karpet, kain kain dan sebagainya. Hanya debu kenangan yang tertinggal.

Aku menaiki tangga lantai dua. Ada satu ruangan terkunci. Aku mencoba membukanya dan berhasil.

Aku masuk dan melihat lihat. Gaun kelulusan yang terakhir kupakai terpajang paling atas. Lengkap dengan sepatu, hiasan rambut dan sebagainya.

Gaun yang melekat pada manekin itu masih terlihat bagus. Seolah tidak pernah meninggalkan studio. Padahal siang tadi baru saja kupakai.

Aku memandanginya sebentar dan menemukan surat

'untuk Mona. Kalau kamu udah baca surat ini, berarti aku udah nggak ada ya. Aku udah di jalan ke Paris. Hahaha. Sabar ya. Tapi kamu dapat tawaran nih dari dosenku. Kamu diminta datang ke New York untuk acara Fashion Show gitu. 45 East Evan St. Jam 4 waktu sana. Ditunggu ya!'

Aku diam sebentar. "New York, ya? Apa nggak bisa Paris saja?" gumamku sambil berjalan turun.

------

Setahun berlalu.
Aku masih berkirim e-mail dengan dosen Anton. Besok aku akan pergi ke New York. Begitulah intinya.

Tapi tiba tiba ada suatu pikiran yang membuatku ingin pulang ke rumah
' Aku harus ke rumah'. Seperti itu yang ada di pikiranku. Aku duduk di tempat tidurku. Sudah lama sekali tidak pulang..

-----

Besoknya, NYC.
Aku sampai di bandara pukul 8 pagi waktu New York.
Aku bertemu Lai dan bersamanya aku pergi.

"Kau mau kopi?" Tawar Lai. Aku mengangguk. Menuju kedai kopi. Aku memesan Vanilla Latte dan Croissant untuk makan pagi. Disini dingin sekali.

"Mau jalan jalan dulu? Atau langsung ke studio?" tanya Lai padaku.

"Langsung aja deh." Jawabku dan masuk ke mobilnya.

"Oh iya, nanti photoshootnya mau langsung di cover slide atau personal dulu?" tanya Lai lagi sambil menyetir.

"Hah? Gimana gimana?" tanyaku balik.

"Iya, jadi nanti photoshootnya mau langsung cover slide atau personal dulu? Atau mau di effect?" tanyanya lagi.

Jujur, aku nggak ngerti satupun yang dia bilang. Yang aku denger cuma 'photoshoot bla bla bla cover slide bla bla bla efek'

"Hm, enaknya yang mana dulu ya?" Akhirnya aku mengeluarku jurus supaya nggak bego bego amat.

"Bagusnya sih di ambil personal dulu, biar bisa pake effect yang bagus sama cover slidenya juga"

Aku cuma ngangguk. Lagi lagi nggak ngerti dia ngomong apaan.

Ketika ngelewat distrik pertokoan, aku melihat seseorang yang sangat ku kenali. Seseorang yang selalu muncul di hadapanku.
...
..
.

Paradise on EarthWhere stories live. Discover now