Aku Bertemu Orang Mati

1K 29 3
                                    

Pagi hari yang cerah mengawali hariku sebelum bertemu dengan Pak Blofis (kuduga dia punya hubungan dekat dengan ikan buntal alias blowfish). Serius deh, kalo udah ketemu dia, dengan sihirnya yang luar biasa, bakalan ngerubah nice morning kamu jadi broken morning dalam sekejap.

Ngomong ngomong, perkatannya tuh kayak gini nih....

"Kalau nilaimu menurun begini terus, kamu harus mengulang pelajaran kelas 8 sekali lagi. Dan teman temanmu bisa naik kelas bahkan sebelum kau memulainya" ucapnya. Bingung? Selamat datang di duniaku.

"Bapak heran kenapa kau tidak mau berkonsentrasi. Hidup itu bukan permainan, Mona!" Lanjutnya.

"Ihhhh, emang siapa yang bilang aku main main?! Botak tua! Ganti baju dong sekali kali!" Gerutuku sambil nerjalan menuju kelas. 8Aseloleh. Dan ketika sampai, seperti biasa, kelas kayak abis kena serangan nuklir. Pasti ada aja barang yang pecah setiap harinya. Aku duduk di bangku dan beberapa menit kemudian, pelajaran dimulai.

Sekolah selesai. Tetap hidup setelah melalui pelajaran Matematika yang susahnya kebangetan membuatku sedikit bangga. Akupun bergegas pulang.

"Mona!" Panggil seseorang. Aku menoleh
"Eh, Reino!" Jawabku
"Reina, mbak!" Protesnya
"Terserah deh. Kenapa?" Tanyaku langsung
"Kamu dipanggil ke ruang kesenian tuh sama Bu Annie!" Jawabnya
"Buat apaan?"
"Aku mau ketemu Andini dulu ah" ucapnya
"Mau ngapain ketemu Andini?" Tanyaku lagi.

Sebelum pertanyaanku dijawab, dia sudah berlari lari kecil meniggalkanku.
"Iya deh, aku juga senang ngobrol denganmu" gumamku sambil berjalan ke ruang seni.

Ketika hendak menaiki tangga 3 lantai, aku memasang headset di telingaku. Heart Attack dari Demi Lovato selalu pas dalam kondisi yang panas ini. Kalian pernah nggak masukin kepala ke oven dengan posisi muka sambil ngupil? Kira kira begitu deh panasnya Bandung saat ini.

Ketika sampai, tanpa sengaja aku lupa mengetuk pintu depan dan langsung masuk. Ruang kesenia tampak sepi. Tapi aku bertemu dengan seorang wanita yang udah tua. Sekita 50 tahunan mungkin? Peduli amat. Tapi badannya masih sehat. Dia sedang memindah mindahkan kardus berisi alat alat musik. Kemudian melihatku dengan tatapan yang galak abis.

"Mona Agatha? Katakan keperluanmu dan pergi!" Ucapnya ketus. Caranya memandang membuatku lumayan takut. Aku sempat berpikir untuk menjawab 'maaf salah tempat, cuma mau nyari wc'. Tapi aku menarik nafas dan menjawabnya.
"Eh, anu,, tadi Bu Annie memanggilku kesini" ucapku gugup.
"Masuklah" katanya singkat sambil membuka pintu. Aku berjalan menuju pintu itu. Aku menyempatkan diri untuk membaca nametagnya. Anneke S. Oke, mulai sekarang aku akan langsung membenci semua orang bernama Anneke.
"Eh, makasih" ucapku. Dia tidak menjawab dan akupun masuk.

Di dalam, aku bertemu Bu Annie yang tersenyum saat melihatku. Bu Annie adalah satu satunya guru yang tidak pernah memberikan nilai jelek pada seluruh siswanya. Jadi secara teknis, aku sangat menyukainya.
"Selamat siang. Ibu memanggilku?" Tanyaku langsung.
"Selamat siang juga, Mona! Iya, tadi ibu ketemu Reina buat manggil kamu kesini" jawabnya.
"Oh, iya. Eh, Bu Anneke tuh ngajar apa, ya? Serem banget bu!" tanyaku. Sedetik kemudian aku langsung mengomeli diriku sendiri. Pertanyaan macam apaan tuh?? Ga sopan banget!!

Bu Annie tampak berpikir dan menjawab
"Mona, tidak ada satupun guru bernama Anneke di sekolah ini. Apa kamu baik baik saja?" Jawabnya

Jder
.
.
.

Paradise on EarthWhere stories live. Discover now