Aku Mengintip Kematianku

452 18 0
                                    

Jam 8 pagi aku sampai di Jakarta. Emang dasar kutu ngesot, pagi pagi juga udah panas abis.

Aku duduk sementara banyak orang mengurusi diriku. Mulai dari memilihkan baju, menata rambutku dan sedikit riasan wajah.

Aku menunggu giliranku dengan Lai, dosen mereka. Lai memasangkan pita di atas kepalaku.

Beberapa menit kemudian, aku sudah siap. Aku melihat orang orang lain yang juga menjadi model di majalah ini. Mereka hebat hebat sekali. Mana mungkin aku bisa bersaing dengan mereka semua...?

"Andrean Agatha, sekarang giliranmu. Silahkan" ucap seseorang sambil tersenyum padaku.

"Eh, permisi, aku nomor 12 aja" ucapku gugup sambil meninggalkannya.

Setelah jauh, aku membuka hpku. Mencari nomor Anton.

"Hei, aku tidak bisa melakukan ini!" ucapku langsung setelah tersambung.

"Takut?" tanyanya.

"Nggak sama sekali"

"Kalau begitu lakukan saja"

"Aku nggak mugkin bisa bersaing dengan mereka semua!" ucapku.

"Dan kau nggak akan pernah bisa mendapatkan pekerjaan lagi" jawab Anton tenang.

"Bodo amat, aku pergi sekarang!" ucapku.

"Tetap lakukan itu. Aku ingin kau bisa menuju surga dengan tenang" ucap Anton lagi. Kali ini aku hanya menghela napas.

Ketika aku bilang pada semua fotografer dan yang lainnya bahwa ini adalah pertama kali, mereka langsung membantuku.

Mereka memintaku ikut melakukan gerakan Lai. Dan akupun mengikutinya. Ini tidak terlalu sulit.

Beberapa jam kemudian berlalu dengan cepat. Aku pulang kembali menuju studio Anton.

"Aku pulang.." ucapku pelan.

"Ah! Kau sudah pulang! Bagaimana hasilnya?" tanya Meidy senang.

"Lumayan. Oh iya, aku mengambil satu untuk oleh oleh. Hahahaha" jawabku sambil menunjukan sample untuk majalan bulan Desember nanti.

"Tidak buruk" ujar Anton singkat.

"Sekarang kau mau ngapain? Maksudku, kau nggak mungkin tinggal disini kan? Badanmu akan sakit jika tidur di kursi terus.." ucap Kenji padaku.

"Ah, apertemenku tidak jauh dari sini dan masih ada satu kamar kosong. Mau?" tawar Anton. Aku mengangguk.

Dengan berjalan kaki, aku dan Anton masuk ke apartemennya. Rasanya enak sekali tidur tiduran di kasur. Tapi aku duduk bersama Anton dan membaca buku buku pekerjaan.

Aku mencari cari pekerjaan apapun yang (setidaknya) bisa sedikit kulakukan. Tapi semua syaratnya harus lulus SMA. Ew.

"Bagaimana dengan ini?" tanya Anton sambil memperlihatkanku iklan menjadi idol. Tidak butuh pengalaman apapun, tinggal daftar.

"idol? Nggak deh, makasih" ujarku singkat. Aku males banget kalau harus bolak balik jakarta-bandung.

Akhirnya aku tidak mendapatkan apa apa dan pergi tidur. Sementara Anton masih menggambar banyak sketsa baju. Aku nggak tau itu buat apaan.

Jam 1 pagi. Mampus, karena tidur jam 8, aku jadi kebangun lagi. Kampret emang.

Aku berjalan jalan ke ruang tengah dan mendapati sketsa yang sudah dibuat Anton. Ketika aku memegangnya, entah kenapa aku merasa........

.....
...
..
.

Paradise on EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang