Semuanya Terjadi

297 16 0
                                    

Nenek kebanyakan nonton pokemon ini tersenyum senyum saat melihatku. Seolah berkata bahwa aku bergerak menuju ajal sesuai rencananya.

Sebenarnya ramalan aneh yang kudengar dulu sekali darinya memang mulai menjadi nyata.

"Bersama satu orang lagi, hidupmu akan lebih baik"

Memang benar. Mungkin orang yang dia maksud adalah Anton. Aku banyak mengobrol dan sharing dengannya. Seolah dia memang bagian dari diriku. Bagian yang menyebalkan, tapi tanpanya, aku tak akan bisa hidup.

"Kau akan berhasil menemukan orang itu"

Ya. Aku memang berhasil mendapatkannya.

"Tapi kau akan gagal menyelamatkan orang terpenting dalam hidupmu"

Ya. Aku memang gagal menyelamatkan ayahku. Aku tidak bisa melihat dirinya untuk terakhir kali.

Menjadi model disini, aku kehilangan banyak hal. Meninggalkan semua teman sekolah, meninggalkan adikku, orang tua dan lainnya. Tapi hanya disini juga, aku mendapat pengalaman baru. Harusnya aku nggak menyesal..

Disamping kata kata nenek Anneke, ramalan yang kulihat lewat Espresso juga semakin nyata.

Gambar ketika aku berdiri di atas panggung yang luas. Mungkin maksudnya ketika aku berdiri di panggung kelulusan teman temanku.

Gambaran ketika aku memegang piala juga makin nyata karena aku sudah memenangkan penghargaan kostum terbaik.

Juga tentang aku yang berdiri sendirian. Persis seperti ini. Teman temanku yang sudah lulus. Satu persatu mulai pergi. Anton juga pergi meninggalkanku sendirian. Dan akhirnya aku berdiri sendiri. Hanya punya pengalaman untuk bekal.

"Hei.. Mon!" seseorang mengagetkanku.

"Oh, eh maaf, sudah sampai?" tanyaku pada Lai.

"Ini tinggal sedikit lagi, tapi ada perbaikan jalan di depan. Kita jalan aja, ya?" ucapnya.

"Iya deh" jawabku sambil berjalan turun.

"Kau tau? Anton bilang dia sedih sekali ketika meninggalkanmu. Tapi dia janji akan selalu menunggumu di stasiun di Bandung nanti" ucap Lai.

Ah? Dia menungguku? Apa mungkin? Tapi aku hanya mengangguk angguk.

Aku sampai di studionya. Banyak sekali orang disini. Tapi tidak ada yang kukenali.

Aku langsung memulai photoshoot.

Seperti biasa, semua orang bicara tentang cover slide bla bla bla personal bla bla bla effect bla bla bla yang cuma aku jawab dengan yes yes yes.

Bagus. Bahasa inggris aku dari tk-sd-smp cuma yes yes yes. Tapi yang penting aku tau kalau aku nggak bilang mau jadi botak.

Photoshootpun dimulai.

Sorenya, aku berjalan jalan sendirian. Aku mengelilingi New York dengan lartu MRT pinjaman dari Lai yang sedang sibuk sendiri.

Aku melihat lihat pertokoan. Banyak sekali baju yang bagus. Sampai ada suatu baju yang membuatku penasaran. Gaun ini mirip dengan baju yang kupakai waktu kelulusan. Hanya saja berwarna Merah.

Aku melihat siapa desainernya. Tersentak kaget ketika melihat tulisan....

'Costume Designer : Anton Fan'

Aku segera masuk ke toko itu. Dan tiba tiba aku menemui orang yang sering kurindukan..

Meidy.

"Hei! Monaaa??" teriaknya sambil berlari menghampiriku.

"Meidy!!" ucapku balik. "Mana Kenji?" tanyaku.

"Oh, dia lagi keluar untuk beli makan" jawabnya. "Kau tidak menanyakan Anton?"

"Dia di Paris" jawabku singkat.

"Hm, aku udah lama banget nggak ketemu dia. Dia cuma ngirim desain bajunya lewat e-mail" ucap Meidy sedih. Aku hanya mendengarkannya.

Aku duduk dan mengobrol sebentar dengannya.

Dua minggu berlalu. Semua acaraku disini New York sudah selesai. Dan sekarang disinilah aku. Rumah lamaku di Bandung.

Setiap hari, setelah selesai kerja, aku selalu pergi ke stasiun agar aku bisa bertemu orang yang paling kusayangi.

...
..
.

Paradise on EarthWhere stories live. Discover now