Aku Menjadi Nasi Goreng Spesial

504 18 0
                                    

Dia Meidy. Orang yang aku temui di studio desain kemarin. Ngapain dia kesini sih? Kok dia bisa tau aku sekolah disini? dia nggak akan membawaku bolos sekolah,kan?

Tapi seperti biasa, aku selalu salah.

"Barisan ke dua, sebelah kanan!" ucap seseorang di belakangku. Aku langsung menatapnya dengan ekspresi stfu, tapi mungkin malah keliatan kayak orang cacingan.

"Terimakasih" ucap Meidy sambil tersenyum dan berjalan kearahku. Yah, mampus kuadrat.

Setelah sampai di depanku, dia berkata dengan polosnya,
"Anton menyuruhku membawamu ke kampus sekarang" ucapnya. Aku hanya bisa menghembuskan nafas.

Aku sampai di kampus mereka. Fortune Academy. Empat lantai dengan satu lapangan yang luas banget.

Aku melihat lihat mahasiswa yang sekolah disana. Ah, bajunya bagus bagus sekali...

"Oi, jangan bengong! Masuk kesini, ikuti aku" ucap Meidy. Aku mengangguk dan mengikutinya.

Dia membawaku masuk bertemu Kenji dan Anton di tempat kain. Kulihat Anton sedang memilih milih kain berwarna kuning, kuning tua, kuning pucat dan beberapa macam kuning lainnya.

"Aku udah bawa Mona kesini" ucap Meidy girang.
"Oke, bagus deh" jawab Anton singkat.
"Eh, kamu disini?" tanya Kenji kaget. Aku tertawa.
"Coba kamu ukur dulu dia, aku harus menentukan berapa meter kainnya" kata Anton. Meidy membawaku ke ruang ganti baju.

Ketika di perjalanan, aku melihat nama ruangannya. Paradise On Earth.

"Hei, apa itu Paradise-On-Earth?" tanyaku.

"Itu nama yang dibuat Kenji. Dia membuat nama yang mudah supaya kami bertiga bisa saling ingat." Jawabnya sambil mengukurku.

"Buat apa?" tanyaku. "Eh, hmm, maksudku untuk apa dikasih nama?"

"Aku ingin bisa selalu ketemu setelah lulus, makanya kami membuat ruangan sendiri. Ketika lulus, kita masih bisa ketemuan di ruangan ini." Jelasnya. "Yesh, selesai!"

Aku keluar dari ruangannya dan berjalan ke tempat Anton. Meidy mengikutiku dari belakang.

Setelah sampai, anton melihat catatan ukuanku.

"Hmm, kayaknya ada gaun yang pas untukmu. Kenji, suruh dia coba pakaian yang sudah kubuat itu." ucap Anton.

"Hah...? Yang i....tu..?" ucap Meidy kaget. Kenji menunjukan ekspresi nggak percaya.

"Iya iya iya, cepatlah, kira harus ketemu dosen setengah jam lagi." kata Anton malas. Kenji mengambil gaun itu dan menyuruhku mencobanya.

Setelah keluar dari ruang ganti, aku melihat pantulan diriku di cermin. Wah, keren banget... Bajunya.

"Sudah kuduga bakalan cocok. Oke deh, aku akan segera buat lagi yang baru." ucap Anton sambil mengambil kembali catatan Meidy.

Seperti biasa, pukul 7 aku baru pulang. Tapi kali ini aku tidak sendirian, Meidy mengantarku.

"Hei dy.." panggilku. "Eh, anu,, boleh aku panggil 'dy'?" tanyaku.

"Apapun untuk orang yang hebat" jawabnya singkat.

"Ehm, kenapa kamu kaliatan gugup waktu Anton menyuruhku memakai gaun itu?" tanyaku. "Maksudku, bukankah itu cuma hal biasa?"

"Itu bukan hal biasa seperti katamu..." jawab Meidy

"Jadi...?" Tanyaku.

.
.
.

Paradise on EarthМесто, где живут истории. Откройте их для себя