Aku Tidak Sengaja Membuat Masalah

698 22 2
                                    

Sudah cukup masalah menghadapi Pak Blofis, percakapan nggak penting dengan Bu Annie (dia hanya menawariku pilihan antara bermain terus menerus atau mulai belajar mengejar nilai. Yah kalian pasti sudah taulah apa jawabanku) dan para hantu (maksudku Bu Anneke S.) aku butuh istirahat.

Aku segera pulang kerumah. Tapi di tengah jalan aku bertemu dengan seorang laki laki. Sudah kuliah mungkin? Dia terlihat membawa tas berisi kain dan memandangiku. Ah jangan masalah lagi dong!

Aku mempercepat jalanku, tapi dia mulai mengikutiku dan akhirnya berhasil menangkapku. Aku tidak sempat memberontak dan pingsan ditangannya.

"Mona andrean...?" Panggil seseorang. Perempuan. Aku tidak mengenalinya.

"Hah? Dimana aku?" Tanyaku setelah sadar dan langsung melihat jam "pukul 5? Oh tidak, ada pelajaran tambahan sejak jam 4 tadi!!" Gumamku.

"Hei, santailah sedikit. Aku Kenji, ini kembaranku, Meidy" ujar seorang laki laki. Dialah yang (seingatku) mengejar dan menculikku ke tempat ini.

"Mau apa kalian?" Tanyaku langsung.

"Kami dari fortune academy---"

"Fortune academy? Kalian bersekolah untuk tuna?" Tanyaku bingung.

"Fortune tanpa spasi, payah!" Jawab Kenji kesal "jadi, kami adalah mahasiswa tingkat akhir yang akan lulus sekitar tiga bulan lagi. Festival kelulusan kami akan mengadakan semacam lomba fashion show. Kami sudah menemukan desain bajunya, tapi modelnya belum" terangnya.

"Intinya, kami memerlukanmu untuk menjadi model kami. Aku ingin kau ada disini setiap pulang sekolah, dirimu akan sangat membantu untuk fitting baju, desain yang kurang dan semacambya" lanjut Meidy.

"Tapi aku ada pelajaran tambahan setiap hari" kataku.

"Akan kami usahakan agar kamu bisa mengikuti keduanya" seorang laki laki datang lagi "hai, aku Anton"

"Oke deh, akan kucoba sebisaku" ucapku akhirnya. Mereka tampak senang sekali.

Aku merasa ingin menampar diriku. Bagaimana mungkin aku langsung setuju? Gimana kalau guru tutor mencariku? Dan aku juga belum bicara apapun pada ibuku. Pinter banget deh aku.

"Oh iya ngomong ngomong model rambutmu itu jelek banget! Akan segera ku ubah!" ucap Anton sambil mengambil gunting dan memegangi rambutku. Jujur aku nggak pernah sedikitpun ngurusin rambut. Pikiranku cuma untuk belajar belajar dan belajar. Gak ada tuh yang namanya acara ke salon.

Akhirnya aku cuma mengangguk. Anton memotong rambutku. Dan ketika selesai, hasilnya..........

Waw.banget.

Setelah berbicara cukup lama, aku pulang sekitar pukul 7.

"Aku pulang.." Gumamku sambil menutup pintu rumah.

"Mona? Darimana saja kamu? Ibu menunggumu dari tadi! Kenapa kamu nggak langsung pulang kerumah?" Tanya ibuku langsung. Tidak ada selamat datang atau pelukan atau salam.

"Apa yang terjadi dengan rambutmu?" tanya ibuku lagi. Aku tidak menjawab. "Kalau kau punya waktu luang, lebih baik kau pakai untuk belajar!" Lanjutnya.

"Akan kulakukan" jawabku singkat dan berjalan ke kamar.

Saat melewati kamar adikku, aku melihatnya sedang menulis sesuatu di kertas. Karena penasaran, akupun menghampirinya.

"Hei ngapain tuh?" Tanyaku.

"Oh, hai kak!" Ucapnya tanpa menoleh kearahku "Besok aku ada ulangan, maaf kalau agak kasar. Aku udah stress!" Dia mengaku. Adik perempuanku ini namanya Katya. Katya Andrian Agatha. Meski sudah menjawab, entah kenapa rasa pensaranku masih ada. Jadi akupun melihat ke kertas yang sedang dia tulisi dan akupun tersadar kalau itu..........

"Ehhhh! Kamu bikin contekan??" Ucapku kaget "buat apaaa?" Tanyaku.

"Abisnya kalo aku nggak nyontek, ntar aku ga bisa" ucapnya tanpa rasa bersalah.

"Ya kamu coba dulu dong, Tya! Kakak kamu ini ya, dari sejak lahir ga pernah nyontek, gak pernah bikin contekan!" Ujarku dengan sedikit bangga sambil mengambil kertas contekan Katya.

"Bagus nilainya?" Tanyanya.

"Ya....... Nggak sih" jawabku "tapi intinya bukan itu tau!" Lanjutku cepat.

"Kak, aku ini jago banget nyontek! Makanya biar ga buang buang waktu, aku bikin contekan" jawabnya bangga.

"Ah udah deh, mendingan sekarang kamu belajar aja sana!" Kataku sambil meninggalkannya.

"Tapi kak, contekannya jangan diambil dong! Aku tuh udah ngerjain itu banget!" Ucapnya dengan nada memelas.

"Ini bikinnya udah lama? Waktu yang kamu pakai buat bikin contekan 2 halaman ini bisa kamu pakai buat apa coba?" Tanyaku.

"Hmmm, buat bikin contekan 5 halaman" jawabnya tanpa dosa.

"Tau ah!" Aku kesal dan tetap mengambil contekan itu. Akupun pergi. Tapi adiku masih memanggil manggilku. Bodo amat ah. Hahahaha.

Besoknya aku duduk di bangku barisan kedua. Tempat favoritku karena sebelah kiri berhadapan langsung dengan perkebunan stroberi. Ketika pagi, wangi daun yang basah tertimpa hujan malam selalu membuat pikiranku tenang.

Jam setengah 9, belum ada satupun guru yang masuk. Bagus lah, aku masih lelah tentang kemarin. Tapi tiba tiba seorang perempuan masuk ke kelasku. Wajahnya masih familier di kepalaku. Tapi,, apa memang dia..?

"Ada murid bernama Mona Andrean Agatha di kelas ini?" Tanyanya lembut sambil tersenyum memandangi kelasku.

Oh, itu memang dia...

Mampus deh aku..

Dia adalah.....

Paradise on EarthWhere stories live. Discover now