Bab 9

116K 20.3K 3K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.

Sebelumnya aku mau ucapin terimakasih atas 3.86 K view + 1.43 K vote and 2 K komen.. kalian luar biasa sekali. 💜

Aku kali lagi sibuk persiapan sidang skripsi jadi cuma bisa update sebisanya aku seluangnya aku.

***

Yola menyisir rambutnya sambil menatap kaca, ia bingung harus menggerai atau menguncir rambutnya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Yola memutuskan untuk mengikat rambutnya. Ia mengenakan kaus putih lengan pendek dengan cardingan pink dan rok rempel berwarna putih kapas selutut. Awalnya, Yola ingin membatalkan janjiannya dengan Arsha, tapi pagi sekali pria itu sudah menerornya untuk mengirim di mana lokasi indekosnya. Yola hanya bisa pasrah sekarang.

Setelah selesai berdandan dengan make up yang tipis, Yola keluar kamar dengan membawa helm. Tak lupa ia mengunci pintunya. Meski indekosnya aman, tapi Yola selalu waspada. Dulu, temennya di indekos sebelah, ada yang kemalingan. Jadi, Yola tidak ingin barang-barang berharganya hilang, apalagi laptopnya. Baginya, laptopnya itu benda berharganya. Senjatanya untuk menulis baik cerita Wattpad dan tugas akhir.

Arsha tadi menghubunginya, pria itu akan menjemputnya pukul empat sore. Masih ada waktu tiga puluh menit lagi, sebelum kedatangan pria itu. Namun, Yola lebih memilih menunggu duluan. Ketika ia akan keluar indekos, Pintari mendekatinya. Ia jarang bertemu satu teman kosnya itu karena ia sibuk bekerja.

"Mau ke mana, Yol?"

"Ke toko buku," jawab Yola asal.

"Kok, sendiri? Mana geng rempong lo? Bukannya lo nggak bisa naik motor, ya?" Teman-teman rempongnya itu sedang pulang kampung.

Awalnya Yola diajak, tapi ia tidak mau, ada janji dengan dosennya. Mereka berasal dari kota yang berdekatan. Vivi dari Sukoharjo, Adelia dari Boyolali, Kiran dari Sragen, dan Yola sendiri dari Klaten. Bagi Yola, ketiga temannya itu satu-satunya keluarga yang ia miliki selama tinggal di Yogyakarta.

Yola bersyukur temannya pulang kampung. Andai saja ada teman-temannya, pasti mereka akan menerornya dengan berbagai macam pertanyaan mengenai peristiwa boncengan sama dosen ganteng kemarin. Bukan hanya itu, jadwal kencannya dengan Arsha sekarang pasti diketahui. Lebih buruk lagi, teman-temannya akan membuntutinya.

"Aku naik ojek online." Yola tidak mungkin mengatakan kalau ia pergi bersama Arsha. Meski Pintari tidak kenal siapa itu Arsha, ia takut Pintari akan cerita ke Vivi jika ia jalan dengan cowok. Lalu, Yola akan diinterogasi seharian penuh.

Maafkan saya, Arsha. Menyamakan kakak dengan tukang ojek.

"Oh. Ya, udah, gue mau nyuci baju dulu."

Kemudian, Pintari pergi meninggalkan Yola yang berjalan ke depan gerbang indekos. Yola mengembuskan napas lega ketika Pintari tidak menaruh curiga padanya. Jujur, Yola gugup bertemu dengan Arsha sendirian. Mereka lebih mirip pergi berkencan daripada membicarakan urusan kontrak terbit.

ARSHAKA - The Prince CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang