Siapa sangka orang yang Yola tabrak dan maki-maki adalah asisten dosen yang mengajar di kelasnya! Semenjak itu hidup Yola digandrungi dengan berbagai macam masalah yang selalu berkaitan dengan pria tersebut. Belum lagi hidupnya sebagai penulis samar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno as Shaka
Stalker, obsession, posesif, bucin, seductif, genius, and cool
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo As Lala
Bar-bar, periang, sabar, dan kurang disiplin.
****
Siang itu di bawah terik matahari yang menyengat terdengar suara teriakan minta tolong. Sosok anak laki-laki yang tercebur ke dalam sungai. Kepala anak laki-laki itu mendongak naik ke atas permukaan, berharap dapat meminta bantuan kepada teman-temannya yang duduk di bebatuan hitam, dekat tepian sungai. Tapi, lambaian tangan dan teriakannya tidak digubris sama sekali. Mereka hanya diam menatapnya.
"Tolong," rintih anak itu berulang kali dengan napas yang sesak. Ia tak mampu menahan napas lagi. Tubuhnya terasa kaku dan dingin. Ia tidak sanggup bergerak lagi. Air mulai masuk ke dalam mulutnya, hingga membuatnya kesulitan benapas.
Paru-parunya terasa penuh dengan air. Suara teman-temannya pun sudah tak terdengar lagi. Hati anak laki-laki itu terasa sesak. Kenapa teman-temannya tega sekali membiarkannya tenggelam? Apa mereka sengaja melakukan ini padanya? Kenapa tidak ada satu pun yang menolongnya?
Tubuh anak laki-laki itu semakin lemas tak berdaya, perlahan dirinya tenggelam, dan hanyut ke dasar sungai. Mungkin, ini akhir dari hidupnya sehingga perlahan matanya mulai terpejam.
Mati lebih baik daripada hidup sendiri tidak memiliki teman dan dibenci.
Aku mau mati, gumam anak laki-laki itu dalam hati.
Hingga tak lama, terdengar suara gelagar air yang agak keras. Dari balik sisa-sisa kesadarannya, ia melihat sosok anak perempuan yang selama ini selalu mengikutinya. Sosok yang sangat ia benci karena selalu mengganggu kedamaiannya. Gadis itu berenang menyelam ke dalam air sambil berusaha mencoba menggapai dirinya. Tangan mungil itu, memeluk pinggangnya, dan membawanya ke atas permukaan air sekuat tenaga.
Namun, belum sempat mereka sampai ke daratan, kesadaran laki-laki itu perlahan menghilang.
