03 - Tongkat Pramuka

99 12 0
                                    

Happy Reading^_^

Have fun dan enjoy, ya, saat membaca ceritanya♥️ Jangan lupa turn on dulu mood bahagia sama senyum manisnya♥️

Love you ♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Penyembuh luka terbaik adalah tak saling tatap mata dan tak saling melontarkan kata."

▪️▪️▪️▪️▪️

Saat bel pulang sekolah berbunyi, para siswa akan segera berhamburan keluar dan langsung pergi ke parkiran untuk pulang ke rumahnya. Namun, semua itu hanya berlaku untuk orang-orang yang tidak memiliki urusan lagi di sekolah. Mereka yang tidak memiliki kegiatan eskul ataupun kerja kelompok lainnya.

Berbeda dengan Fahrul, Fahrul yang sangat ingin pulang harus berdiam diri di sekolah untuk persiapan kemah dan perlombaan pramuka yang akan di laksanakan beberapa minggu lagi. Sebagai ketua, Fahrul bertanggung jawab penuh akan hal itu.

Fahrul duduk di kantin sendirian sambil menunggu jam empat sore pas. Setelah sholat ashar, dia memilih untuk istirahat lebih dulu sebelum memulai kegiatannya. Fahrul menyesap es teh yang dia beli sebelumnya, setelahnya dia kembali fokus ke ponsel.

Saat Fahrul sedang fokus ke ponselnya, dia di kagetkan oleh kedatangan beberapa temannya. Bahkan, salah satu dari mereka langsung meminum es teh milik Fahrul langsung dari gelasnya, tanpa sedotan.

"Haus banget, Rul," ucap Semesta.

Ya, orang yang tiba-tiba meminum es teh milik Fahrul adalah Semesta. Semesta Dirgantara, teman satu kelasnya yang akhir-akhir ini sedang mengejar salah satu perempuan yang merupakan adik kelasnya.

"Nggak gitu juga, Bego, modal dong. Main seruput-seruput aja milik orang," kata Fahrul.

"Esta orang tajir tapi sukanya mintain orang," kata Erwin.

"Lo juga tajir, bego, lebih tajir malahan. Lagian yang tajir emak gue, bukan gue. Lagian minta itu enak. Duit gue utuh, bisa buat jalan sama Bulan," jawab Semesta.

"Halu," kata Aksa yang membuat Fahrul dan Erwin tertawa mendengarnya.

"Setuju, anjir. Esta halunya udah maksimal. Nggak ngerti gue," kata Erwin.

"Kayak si atlet volly mau aja sama lo," kata Fahrul.

Beberapa hari lalu, Semesta bertemu Bulan di rooftop, setelahnya dia mencari nama, nomor ponsel dan alamatnya di buku siswa. Namun, sampai sekarang, Bulan masih jutek pada Semesta seakan tidak mau bertemu dengan Semesta.

"Beberapa bulan lagi, pasti pacaran," kata Semesta.

"Nggak tahu mau jawab apa atas kehaluan lo," kata Erwin yang tidak di gubris oleh Semesta.

Tangan Semesta meraih roti yang ada di meja tersebut lalu memakannya. "Lo kapan lomba?" tanya Semesta pada Fahrul.

"Tiga mingguan lagi."

"Kapan menyerahkan jabatan ketua?" tanya Semesta lagi.

"Deuh, masih lama lah, bego. Kelas dua belas aja baru berapa minggu kita," kata Erwin.

Semesta mengangguk-angguk mengerti. "Kalau lomba dapet duit nggak, sih?"

"Nggak tau, tapi piala sama kebanggaan yang penting," kata Fahrul.

"Masa lo mempertaruhkan waktu lo tanpa feedback uang, sih?"

"Kenapa lo jadi cowok mata duitan amat, sih? Heran, anak tajir begini, ya, modelannya," kata Erwin.

[✓] - FahRisa [COMPLETED]Where stories live. Discover now