08 - Tanggung Jawab Fahrul

54 9 0
                                    

Happy Reading^_^

Jangan lupa bahagia 🌻 enjoy yaaa♥️

▪️▪️▪️▪️▪️

"Terlepas apapun kondisinya, tanggung jawab itu tetaplah tanggung jawab."

▪️▪️▪️▪️▪️

Fahrul tidak berbohong dengan perkataannya untuk menjauhi Risa. Sudah beberapa minggu terakhir, Fahrul sama sekali tidak berusaha berbicara dengan Risa dan sudah tidak mengganggunya lagi. Fahrul kira ini memang cara yang benar, terlebih lagi Risa terlihat lebih bahagia semenjak Fahrul memutuskan untuk pergi dari hidupnya.

Fahrul sudah bisa berdamai dengan teman-temannya Risa, Bulan dan Ulfa. Mereka berdua sudah tidak lagi marah pada Fahrul, walaupun mereka kadang masih suka menyalahkan Fahrul semisal terjadi apa-apa pada Risa. Bulan dan Ulfa juga rutin membawa Risa berobat untuk menyembuhkan eating disorder yang ia miliki. Fahrul bersyukur, sedikit demi sedikit dia pulih.

Hari ini, Fahrul berniat untuk berkunjung ke rumah Bulan untuk melihat keadaannya karena beberapa hari lalu tepat saat pertandingan volly-nya, Bulan kehilangan Mamahnya. Hari itu, Bulan sangat terpukul, dia berkali-kali pingsan saat pemakaman, hal tersebut membuat Fahrul ikut merasakan apa yang Bulan rasakan.

Beberapa tahun lalu, Fahrul juga kehilangan sosok ayah yang sangat ia kagumi dalam hidupnya. Sosok laki-laki yang tangguh dan bertanggung jawab. Jujur, sang ayah bukan lelaki yang sangat baik, tapi dia mampu bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat, hal tersebut mampu membuat Fahrul menjadi Fahrul yang sekarang.

"Bi, Bulan ada?" tanya Fahrul ketika pintu rumah Bulan terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga Bulan.

"Ada, Den, masih terus di kamar, nggak mau apa-apa."

"Fahrul boleh masuk? Boleh temuin Bulan?"

"Boleh, Den, tolong bantu Non Bulan pulih, ya. Kasian Non Bulan terpukul banget."

"Fahrul usahakan, ya, Bi," kata Fahrul.

Fahrul langsung membuka pintu kamar Bulan ketika sampai di depannya. Terlihat dari celah pintu kalau Bulan hanya terduduk di atas kasur sambil melamun dengan pandangan kosong. Bulan terlihat sangat terpukul atas hal ini. Apalagi Mamahnya adalah satu-satunya orang yang Bulan punya.

"Maafin, Kakak," gumam Fahrul. "Maaf karena belum bisa jujur sama kamu bahwa Kakak itu Kakak kamu."

Fahrul berkata ayahnya tidak cukup baik karena dia berselingkuh. Ayahnya berselingkuh, lalu hasil dari hubungannya terlahirlah Bulan. Fahrul tahu hal ini sejak beberapa tahun lalu, saat dia kelas satu SMA. Sejak hari itu, Fahrul terus menerus menjaga Bulan walaupun dari kejauhan.

Melihat Bulan yang seperti sekarang membuat Fahrul merasa sakit dan merasa menjadi Kakak yang tak berguna. Terlebih Fahrul tidak bisa melakukan apapun sekarang. Fahrul sangat ingin memberikan pelukan untuk Bulan sebagai seorang Kakak dan menenangkannya. Fahrul ingin memberikan Bulan kekuatan dan berkata bahwa dia akan selalu ada untuk Bulan apapun kondisinya.

"Bulan," panggil Fahrul saat dirinya sudah berdiri di dekat Bulan. "Apa kabar?"

Bulan tidak menjawab perkataan Fahrul, bahkan menolehpun tidak. Bulan hanya melamun dan menatap kosong ke arah depan. Matanya terlihat sembab karena menangis tiada henti.

"Bulan, gue tahu lo kehilangan. Tapi, semuanya bakal baik-baik aja, kok. Lo kuat. Lo bisa jalanin semuanya."

Air mata Bulan mengalir ketika mendengar ucapan Fahrul. Bulan tahu kehadiran Fahrul, Bulan sadar akan hal itu. Tapi, Bulan tidak ingin berbicara dengan siapapun, Bulan masih ingin sendiri.

[✓] - FahRisa [COMPLETED]Where stories live. Discover now