14. Gala Dinner

2.1K 156 7
                                    

Hari ini adalah hari terakhir acara gathering. Sebagaimana yang biasanya terjadi di tahun-tahun sebelumnya, acara akan ditutup dengan makan malam. Juga pemberian reward bagi karyawan yang berprestasi.

Adam memakai jas terbaik dan menyisir rambutnya supaya terlihat lebih rapi. Dia juga mencukur cambang dan memakai parfum mahal. Laki-laki itu memang tampan sekarang, berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.

Alena tak tahu bahwa Adam membawa luka hati yang begitu dalam, sehingga fustrasi dan harus tinggal di luar negeri. Jika tidak, maka lelaki itu akan mengemis untuk meminta rujuk, sementara orang tuanya tidak setuju.

"Mas udah siap?" Suara merdu sang kekasih terdengar di balik telepon.

Cintia memakai gaun kesukaannya malam ini. Gaun yang membuat namanya tiba-tiba naik daun sebagai seorang model setelah pemotretan karena hasil yang memuaskan.

"Udah, Sayang. Aku ke bawah sekarang, ya."

Adam berjalan keluar dan ikut antrean di lift bersama yang lain. Lelaki itu malah asyik bercerita dan berdiskusi dengan salah satu stafnya.

Begitu tiba di ballroom, Adam disambut hangat oleh Cintia. Wanita itu sejak tadi menunggu dengan tak sabar.

"Mas ....," sapanya manja.

Cinta hendak memeluk tunangannya, tetapi lelaki itu menolaknya dengan halus. Semua mata tertuju kepada mereka, sehingga Adam berusaha menjaga sikap.

Cintia menggandeng lengan Adam dengan mesra saat memasuki ruangan. Mereka duduk ditempat yang sudah ditentukan, dimana di meja sudah tertata berbagai macam snack juga minuman.

"Kamu cantik banget," puji Adam dengan mata berbinar.

"Kalau memang cantik, cepat dihalalin, dong!"

Ucapan Cintia tadi membuat Adam tergelak.

"Ya sabar dulu, nanti ada waktunya."

"Mas Adam gak gemes ya, liat aku udah cantik paripurna kayak gini?" tanya Cintia menggoda.

Selama setahun menjalin berhubungan, sikap Adam terlalu cuek. Mereka tidak mesra seperti pasangan lain.

Cintia tak tahu bahwa secara diam-diam papanya sudah mengultimatum Adam agar jangan kelewat batas. Jika tidak, maka karirnya menjadi taruhan.

Adam yang dulu sempat dilecehkan oleh sang mantan istri, tentu saja tak mau karirnya hancur karena salah bersikap.

"Gemes pastinya. Tapi sesuai rencana awal kita. Mas mau nanti abis nikah kita tinggal berdua."

Adam telah bernaji akan membelikan istrinya sebuah rumah mungil yang nyaman untuk ditempati. Itu baru bisa terwujud di akhir tahun, ketika bonus dibagikan oleh perusahaan.

"Iya, deh. Iya," jawab Cintia malas.

Cintia mengambil minuman dan mulai mencicipi snack. Mereka asyik bercerita sambil makan sembari menunggu acara dimulai.

Setelah semua kursi hampir terisi penuh, pintu ruangan segera ditutup. Dua orang MC naik ke atas panggung dan mengawal acara.

Papanya Cintia duduk di depan bersama sang istri dan kolega penting yang lain. Sementara itu, para karyawan berada di barisan belakang. Adam dan Cintia duduk di sisi sebelah kanan.

Sejak tadi, mata Adam berkeliling mencari Alena. Mantan istrinya belum tampak, sehingga membuat hatinya sedikit cemas. Untunglah dia pandai menyembunyikan ekspresi wajah sehingga Cintia tidak curiga.

Kemarin, setelah Alena menutup pintu dan mengusirnya dengan kasar, Adam kembali ke kamar dengan langkah gontai. Dia tak berselera makan karena memikirkan wanita itu.

Me & My Ex [Tamat/Cetak Buku]Where stories live. Discover now