•02• Tawuran.

769 135 98
                                    

Terik matahari yang menyengat membuat puluhan siswa yang sedang berperang bermandikan keringat. Jalanan yang kosong dan sunyi membuat mereka semua leluasa, saling menghabisi satu sama lain dengan tenaga yang tidak tanggung-tanggung.

Kevlar yang sudah ada di sana, tampak lengah karena tadi sempat dikeroyok. Musuh yang melihat Kevlar seperti itu, merasa ada kesempatan, dia dengan kencangnya berlari, menonjok pipi Kevlar, membuat sang empu sedikit terkejut.

"HAHAHAHA!"

"SINI LO! MAJU!"

Kevlar menatap tajam lawannya itu seraya mengusap ujung bibirnya yang sobek dan mengeluarkan sedikit darah. Perlahan Kevlar maju, lalu dengan kencangnya menendang lawannya sampai dia terjungkal ke aspal.

"BANGSAT LO, TAI!" bentak Kevlar dengan sangat kesal. Ia tidak terima langsung dihantam begitu saja.

Orang itu terkekeh pelan lalu kembali berdiri mendekati Kevlar. Dia menarik kerah baju seragam Kevlar, sambil terus menunjukkan wajah kemarahannya. Kevlar hanya diam, menatap datar ke arahnya yang sepertinya akan mengatakan sesuatu.

"LO LEBIH BANGSAT!" bentaknya di depan muka Kevlar. Dia hendak menonjok, namun sayangnya, tangannya ditahan oleh Richard yang entah sejak kapan ada di belakangnya.

"Maaf, Bang. Abang muslim?" tanya Richard dengan takut. Seluruh tubuhnya bergetar melihat dia yang sangat kekar tubuhnya.

Orang itu menoleh menatap tajam Richard seraya melepaskan genggamannya pada kerah seragam Kevlar, lalu menepis tangannya yang ditahan oleh Richard dengan kesal. Dia menghembuskan setiap napasnya dengan kasar, sebelum akhirnya menyambar Richard.

"IYA! KENAPA?!" Orang itu beralih mencengkeram baju Richard, menariknya hingga sangat dekat dengan wajahnya.

Richard mengerjapkan matanya, kaget. Ia tersenyum, memamerkan deretan gigi-giginya yang rapih dan bersih. Richard takut dia akan memakannya hidup-hidup.

"APAAN SIH LO?!" Orang itu hendak memukul Richard, namun ....

"SESUNGGUHNYA SESAMA MUSLIM ITU BAGAIKAN SATU TUBUH, JIKA ADA SALAH SATU ANGGOTA TUBUH YANG SAKIT, MAKA SEMUANYA JUGA IKUT MERASAKAN SAKIT!" Richard berbicara dengan sangat lantang, membuat semuanya menghentikan keributan mereka, beralih menatap Richard yang kini sedang merapalkan doa. Tubuhnya terlihat masih gemetar, Richard benar-benar ketakutan.

Gerald terkekeh lucu melihat itu. Ia sedang meneduh santai di bawah pohon rindang, jaraknya tidak terlalu jauh dari mereka yang sedang berperang, ia juga sambil mengawasi motornya, motor Richard, dan si Mogalar, motor Kevlar itu.

Namun, tawa itu berhenti ketika ia melihat mereka mulai ribut lagi, bahkan kini sudah mengeluarkan senjata-senjatanya. Gerald gelagapan, ia membuka ponselnya, hendak mencari suara sirine polisi.

"Richard, awas!" Kevlar mendorong Richard yang akan terkena gir, hingga tidak sadar kepalanya yang terkena gir itu.

"APA LO?! MAU JADI PAHLAWAN?!" bentak orang yang melempar gir itu.

Baru saja Kevlar akan menghanjarnya, aksi itu terhenti ketika melihat darah menetes dari kepalanya menuju aspal. Kevlar meraba kepalanya yang sudah bocor itu, seketika ia tertawa melihat tangannya yang sudah berlumuran darah.

Kevlar tersenyum miring. "Pengecut lo!"

"Ngomong apa lo?!"

Orang itu hendak mendekati Kevlar karena tidak terima, namun suara nyaring sirine polisi membuyarkan mereka, mereka semua berlarian pergi, berlari sekencang-kencangnya.

Richard yang masih berjarak dekat dengan Kevlar itu dengan cepat menarik tangan Kevlar, menahannya untuk tidak berlari mengikuti mereka.

"Itu Gerald," kata Richard dengan napasnya yang terengah-engah. Tadi ia sempat melihat Gerald menyambungkan suara itu dari ponselnya ke speaker bluetooth yang berbentuk susu kotak.

Cacoethes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang