•14• Hurt.

359 29 5
                                    

Hembusan angin segar dari celah-celah jendela pagi hari ini seolah tak lagi mampu menarik perhatian Wildan. Pemuda itu terjaga semalaman, menatap sang adik yang masih terpejam dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya. Jemari sang adik yang digenggamnya mulai terasa hangat, berbeda jauh dengan suhu dingin semalam yang membuatnya tak bisa memejamkan mata.

Walau begitu, pikirannya tetap saja dipenuhi oleh penjelasan sang dokter tentang kondisi adiknya Subuh tadi. Perasaan Wildan pun masih sama ketika otaknya mulai mencerna dan tidak lagi menyangkal ucapan sang dokter. Kini Wildan bukan hanya merasa bersalah, namun merasa tak berguna juga.

Setelah dirinya berhasil membawa Kevlar ke rumah sakit terdekat, adiknya itu langsung mendapat penanganan cepat sehingga kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi pun urung. Walau belum bisa dikatakan kondisi adiknya itu membaik, Wildan bersyukur bisa membawa Kevlar tepat waktu.

Namun rasa syukurnya tiba-tiba saja enyah saat melihat adiknya dilarikan ke ICU, dengan dokter dan para perawat yang berlalu-lalang dengan alat-alat medis yang tampak asing baginya. Wildan membeku, apalagi saat sang dokter menyuruhnya untuk menjelaskan keseharian Kevlar, lidahnya kelu, saraf-saraf mulutnya seakan tak berguna.

Wildan merasa kekhawatirannya seperti rollercoaster, setelah lega melihat adiknya itu berhasil berjuang di ICU, kini Wildan harus merasakan kekhawatiran lagi sejak sang dokter memberitahu kondisi mengenai adiknya itu. Wildan sampai mencubit tangannya sendiri karena berharap ini hanyalah mimpi.

"Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes semalam, saya sudah mendapatkan hasil yang perlu disampaikan. Meskipun hasil ini masih perlu konfirmasi lebih lanjut karena keterbatasan pasien yang belum sadarkan diri, namun gejala-gejala yang adik kamu alami sangat mencurigakan adanya pneumonia. Bukti keseharian yang kamu ceritakan juga mendukung dugaan ini. Dengan mempertimbangkan gejala dan observasi awal, saya memberikan diagnosis sementara bahwa Kevlar menderita pneumonia. Namun, karena kondisi Kevlar yang tidak sadarkan diri, tes tambahan seperti sinar-X dada dan tes sputum belum dapat dilakukan saat ini. Ketika Kevlar sudah sadar nanti, saya akan mengatur jadwal untuk tes sinar-X dada agar memberikan bukti gambaran visual tentang kondisi paru-parunya. Tes sputum juga sepertinya akan diperlukan untuk mengidentifikasi jenis infeksi yang mungkin terjadi. Selain itu, semuanya terlihat baik, luka-lukanya tidak ada yang serius."

Tubuh Wildan yang belum siap menerima ini tiba-tiba saja melemas, dengan hati yang gusar ia memberanikan diri bertanya, "Pneumonia? Bukannya ini penyakit menular, Dok?"

Dokter yang ber-nametag Agam itu mengangguk. "Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang bisa menjadi kondisi serius. Pada kasus Kevlar, penyakit ini sepertinya disebabkan oleh gaya hidupnya yang tidak sehat yang kamu ceritakan, seperti merokok, minum alkohol, stres, dan pola makan yang buruk. Tentang penularan pneumonia, memang benar bahwa beberapa jenis pneumonia dapat menular. Namun, tidak semua kasus pneumonia bersifat menular. Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri tertentu dapat menular melalui percikan air liur atau partikel udara yang terhirup. Berbeda dengan Kevlar yang terkena pneumonia karena gaya hidup yang tidak sehat dan bukan karena infeksi menular."

"Jika diagnosis ini benar, langkah pertama yang harus kita ambil adalah memberikan perawatan yang tepat untuk Kevlar. Dia akan membutuhkan terapi oksigen atau antibiotik untuk melawan infeksi dan perawatan suportif lainnya untuk membantu tubuhnya pulih. Kami juga akan memantau kondisinya dengan cermat dan melakukan tindakan yang diperlukan," jelas Dokter Agam.

"Baik, Dok. Tapi ... adik saya masih bisa beraktivitas, kan?"

Dokter Agam kembali mengangguk. "Meskipun nanti Kevlar merasa lemah dan mengalami beberapa gejala seperti demam, batuk, dan nyeri dada, dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit keterbatasan. Misalnya, dia mungkin membutuhkan lebih banyak istirahat, menghindari aktivitas fisik yang berat, atau mengatur jadwal kegiatan agar tidak terlalu melelahkan."

Cacoethes Where stories live. Discover now