•03• Balapan.

689 108 32
                                    

Jalanan sunyi malam ini menjadi saksi kecurangan Darren pada Kevlar, dengan kencangnya cowok itu mendorong body motor Kevlar menggunakan sebelah kakinya. Kevlar tentu terganggu, untungnya ia masih bisa menyeimbangkan motornya. Darren tersenyum miring di balik helm full face-nya, lalu menancap gas, mendahului Kevlar.

Bangsat. Kevlar mengumpat di dalam hati.

Kevlar langsung menyusul Darren, sedikit mengganggunya dengan goyangan motornya yang seperti orang mabuk, Kevlar terkekeh, seraya melewati Darren yang sekarang terhenti sebentar karena gangguannya.

Kini, pandangan Kevlar mulai fokus lagi ketika melihat garis finish sudah ada di depan mata, ia langsung saja menancap gas-nya sampai full, tanpa ada ketakutan sama sekali.

Semua orang yang ada di pinggir garis finish bersorak melihat Kevlar, semakin dekat semakin kencang sorakan itu, apalagi, ketika Kevlar berhasil melewati garis finish. Kevlar menghembuskan napasnya sambil menstandarkan motornya, ia lega. Sangat lega.

"Wih! Congrats, Bro!" seru Richard dan Gerald yang langsung menghampiri Kevlar. Sangat terlihat raut bahagia di sana.

Kevlar membuka helm full face-nya, ia tersenyum pada kedua temannya ini. "Makasih."

Terdengar suara motor Darren yang menghampiri mereka. Cowok itu langsung menstandarkan motornya dan membuka helmnya, menatap mereka dari bawah sampai atas dengan tatapan yang sebal.

"Makannya, jangan main-main sama gue," ucap Kevlar pada Darren, bola matanya berputar dengan sinis.

Darren berdecih. "Awas aja lu!"

"Awas apa? Gue nggak takut." Kevlar menghembuskan napasnya kasar, ia sebal.

Teman-teman Darren yang baru saja datang langsung menenangkan Darren. Mereka sempat berbincang kecil untuk menyemangati anak itu, sampai akhirnya, salah satu dari mereka menghampiri Kevlar, sambil membawa amplop cokelat yang cukup tebal.

"Makasih Kev, lo emang jago!" Orang itu menepuk-nepuk pundak Kevlar sambil memberikan amplopnya.

Kevlar menerimanya. "Bilangin ke Darren, jangan sensian."

Orang itu terkekeh pelan seraya mengangguk kecil, lalu berlalu menghampiri Darren lagi untuk pulang bersama-sama dengan yang lainnya.

"Cad," panggil Gerald. Richard hanya mengangkat kedua alisnya tanda bertanya 'kenapa?'.

"Orang sensian menasihati orang sensian," lanjut Gerald.

"Diem lo!" bentak Kevlar langsung. Ia masih bisa mendengar itu.

"Tuh, kan." Gerald menelan salivanya.

Kevlar menghiraukan ucapan Gerald tadi. Ia beralih menatap amplopnya sambil tersenyum tipis. Malam ini, cukup bahagia baginya, entah kenapa, padahal Kevlar selalu menang jika balapan. Hingga pikiran buruknya pun seketika muncul, Kevlar menatap kedua temannya.

Kevlar menghembuskan napasnya. "Ke klub, yuk?!" Itu yang ada di pikiran Kevlar tadi. Ia ingin mengajak kedua temannya ini ke tempat itu.

"Hah? Ini udah malam, Kev. Big no." Gerald menatap Kevlar heran.

"Ayo lah! Baru juga jam sepuluh, masih sore. Lagian, kalian belum pernah ngerasain, kan?? Ayo, sambil ngerasain juga, jangan nganter gue doang." Kevlar kembali membujuk mereka.

Richard menelan salivanya. "Ck', ayolah Kev, jangan kayak gini terus."

"Pulang aja ya? Kita anterin kok." Gerald menyentuh bahu Kevlar, mengajaknya.

Cacoethes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang