43. Kamu jelek

981 255 106
                                    

Kelas 12 IPA 5 baru saja keluar dari Lab Kimia. Padahal, bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar dua puluh menit yang lalu. Wajah-wajah anak kelas unggulan itu sudah terlihat kusut dan banyak beban. Namun, tidak dengan Razza Angkasa. Cowok itu tetap berwajah datar tanpa beban dan biasa saja, sialnya cowok itu masih tetap terlihat ganteng disaat murid yang lainnya sudah tidak berbentuk.

Rainne yang sedari tadi menunggu cowok itu keluar dari lab langsung menarik lengan Angkasa dan menggandengnya. Gadis itu tersenyum tanpa beban pada Angkasa, tapi cowok itu hanya menatapnya sekilas lalu kembali memandang lurus ke depan.

"Angkasa jalan-jalan yuuuu," pintanya. Keduanya berjalan di koridor bersamaan dengan Rainne yang menggandeng erat cowok itu, tidak memedulikan orang-orang yang menatap pada mereka.

"Gue mau belajar."

"Ih belajar mulu! Kamu enggak belajar sehari aja bumi masih muter kok, please Angkasa aku pengen beli kutek sama minum boba," rengek Rainne.

"Kurang dua minggu lagi Ujian Akhir Semester, Rainne. Lo juga harus belajar."

"Nah justru itu, sebelum sibuk belajar buat UAS, ayo jalan-jalan dulu." Rainne tidak akan berhenti merengek sampai keduanya sampai di parkiran dan Angkasa mendorong gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

"Angkasa mau yaaa?" mohon gadis itu saat Angkasa masuk ke mobilnya.

Cowok itu diam saja, tidak menjawab. Ia memakaikan sabuk pengaman Rainne tanpa mengatakan apapun, dan Rainne masih terus memohon.

"Angkasaaaa," panggil Rainne dengan menujukkan puppy eyesnya.

Angkasa mendesah, gadis ini tidak akan berhenti mengoceh jika Angkasa tidak menurutinya. Pada akhirnya, iya menyetujui apa mau gadis ini agar tidak terus-terusan merengek dengan mata anjing seperti itu.

"Ok. Tapi mulai besok, lo harus fokus belajar buat ujian."

"Siap captain!" seru gadis itu semangat.

Saking bahagianya karena diajak jalan oleh Angkasa, sepanjang jalan gadis itu terus menyanyikan lagu dari Arctic Monkeys berjudul Baby I'm Yours.

"Baby I'm yours, and I'll be your until the sun no longer shines. Yours until the poets run of rhyme, in other words, until the end of time ...."

Meskipun suara gadis itu benar-benar sangat ancur parah, Angkasa tetap diam saja dan membiarkan Rainne bernyanyi. Gadis itu nampak bahagia dan Angkasa pun mulai terbiasa dengan kebisingan di mobilnya saat bersama Rainne. Biasanya ia selalu menyukai suasana sepi dan tenang, tapi kebisingan yang disebabkan oleh gadis itu rasanya tidak terlalu buruk.

"I'm gonna stay right here by your side, and do my best to keep you satisfied. Nothing in the world could drive me away. Every day, you'll here me say ... baby I'm yours!" Gadis itu menatap Angkasa dengan senyum lebar di bait terakhir yang ia nyanyikan.

Benar-benar tulus menatap lelaki yang sedang fokus menyetir itu dengan sorot mata bahagia dan berbinar. Setelah semua ini, ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi antara dirinya dan Angkasa. Rainne bersyukur karena skenario Semesta rupanya seperti yang ia harapkan. Ia merasa bahagia, dan juga beruntung saat ini.

Sambil terus memandangi figur Angkasa dari samping, gadis itu berdoa agar sosok ini tidak akan pernah pergi lagi darinya. Selamanya.

"Tadi mau apa?" tanya Angkasa setelah mobilnya selesai parkir dan melepaskan sabuk pengamannya.

"Mau beli kutek, mau mam shilin, mau beli minum boba, terus liat-liat baju, mau nyari sepatu juga, beli softlens, skinker aku juga beberapa ada yang abis, oh iya sama mau beli liptin terus bb cushion juga!" oceh Rainne panjang lebar.

Dear AnonymousWhere stories live. Discover now