22. Hujan dan segelas kopi

1K 260 84
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore saat Rainne pulang dari rumah sakit. Dikarenakan hujan masih deras, gadis itu memutuskan untuk berteduh di depan coffe shop yang tidak jauh dari rumah sakit.

Selagi menepuk-nepuk bahunya yang basah karena air hujan, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk. Notif yang khas itu membuatnya buru-buru mengeluarkan ponsel dari rok seragamnya. Sebelum melihat pesan yang masuk barusan itu, sebuah senyuman tercetak di bibirnya.

Senyumnya semakin melebar kala melihat nama Messier 87 terlihat di layar ponselnya.

Messier 87
@blafckhole

Jangan ujan-ujanan hei
Nanti sakit

Alis Rainne berkerut, lalu ia mulai celingukan ke kanan dan kekikir mencari sosok itu barang kali ada di sekitarnya. Merasa tidak menemukan siapa-siapa, gadis itu dengan cepat mengetikkan balasan.

Lo di mana?

Atas

Refleks, Rainne mendongak ke atas. Menatap pada langit yang masih menjatuhkan butir-butir air hujan. Ia lalu mendengus geli.

Apaan sih
Lo di langit gitu maksudnya?

Iya haha
Gue kan emang utusan langit

Kalau lo emang utusan langit
Lo juga temenan sama hujan dong kalau gitu?

Jelas dong dia temen gue
Mau tahu sesuatu tentang si hujan enggak?

Apa?

Gue spill nih ya, sebenernya dia itu bego banget.
Berkali-kali dijatuhin sama langit tapi tetep aja balik lagi ke langit buat dijatuhin lagi.

Ih jahat banget masa hujan dikatain bego 😡
Tapi kalau dipikir-pikir lagi emang iya sih hahah

Makanya, pas hujan dijatuhin sama langit, orang-orang jadi ikutan sedih.

Sayangnya hujan juga gabisa apa-apa
karena Semesta udah tetapin dia untuk selalu dijatuhkan langit.

Kok jadi sedih gini?

IH ENGGA

Tidak ada balasan lagi selama beberapa saat, Rainne mengembuskan napasnya pelan sambil menatap lurus ke depan. Ia mengamati rintik-rintik hujan yang jatuh dari langit dan membentur jalanan. Ia termenung, memikirkan jika hujan memiliki perasaan, pasti rasanya sakit sekali karena dijatuhkan oleh langit berkali-kali.

"Kak, ini caramel macchiato-nya."

Kaget, Rainne menoleh ke sampingnya dan mendapati seorang cowok yang ia yakini barista coffe shop ini tersenyum sambil menyodorkan sebuah cup coffe padanya.

"Eh? Lagi ada promo?" tanya Rainne bingung.

"Enggak," jawabnya sambil senyum geli. "Dikasih cowok yang didalem."

Bertepatan dengan ia menerima sodoran coffe itu, ponselnya berdenting lagi tanda pesan masuk. Si barista itu kembali masuk ke dalam kafe dan meninggalkan Rainne di tempat. Senyum di bibir Rainne kembali tercetak saat melihat pesan masuk di ponselnya.

Lagi ujan gini emang paling mantep itu ngopi

Beralih dari layar ponselnya, Rainne mengangkat kopi di tangannya. Ia tertawa kecil saat melihat tulisan di cup coffe yang ia terima.

Senyum dong cantik

Tersedar sesuatu, gadis itu buru-buru masuk kedalam coffee shop dan menghampiri barista yang tadi.

"Sorry, mau tanya. Cowok yang ngasih ini, yang mana?"

Alis barista itu berkerut samar, matanya bergerak menelusuri sepenjuru kafe untuk mencari sosok yang tadi menitipkan kopi untuk gadis di hapannya ini. Sayangnya, sosok itu sudah tidak terlihat lagi di tempatnya.

"Ah, ke toilet kayaknya."

"Oh, ok. Thanks, ya."

Rainne dengan dada berdebar melangkah menuju toilet. Ia menunggu di sekitar situ barang kali bisa melihat langsung sosok yang selama ini bersembunyi dibalik akun blafckhole itu seperti apa.

Tring!

Dengan cepat Rainne mengangkat ponselnya dan langsung mendengus sebal melihat pesan yang dikirimkan oleh cowok itu.

Gue udah balik
Nyariin ya?

Rese banget sih asli

Makanya gausah kepo dulu

Gue kan penasaran sama lo

Sabar dong
Nanti juga tahu
Kopinya di minum ya
Jangan sedih lagi
Jangan ujan-ujanan mulu
Pulangnya nunggu ujan reda aja
Senyum 😊

Lagi, Rainne tidak bisa menahan lekukan senyum di bibirnya. Sambil mengigit ujung cup coffe pemerian dari sosok itu, ia membalas pesannya.

Hei
bilangin makasih ya sama langit
Karena udah ngutus lo buat gue

Barusan gue dapet notif
Mission completed!

Setelah cukup dibuat sedih karena keadaan papa yang makin memburuk, Rainne bisa sedikit tersenyum senang karen hal sederhana yang dilakukan cowok ini. Setelah hujan reda, Rainne pun pergi dari coffe shop itu dengan kondisi hati lebih baik dan pulang ke rumah sebelum malam.

 
  🌧

Pintu toilet yang sedari tadi terus terkunci itu akhirnya terbuka. Seorang cowok berseragam SMA yang dibalut sweater hitam keluar dari sana dengan tampang pucat dan lemas.

"Berapa jam lo di toilet? Gue kira lo mati."

Laki-laki berkulit sawo matang itu mendengus sebal pada barista coffe shop yang merupakan abang sepupunya ini. Lelaki itu melirik jam tangan dan melihat ke seluruh penjuru kafe seperti mencari-cari seseorang.

"Ke mana dia?"

"Udah balik dari tadi," ujar barista itu sebab ia tahu siapa yang tengah dicari-cari oleh cowok ini.

"Oh. Aduh sial perut gue!"

Lelaki itu segera memutar badan dan kembali melangkah ke arah toilet lagi dengan terburu-buru. Si barista malah tertawa puas.

"Bisa-bisanya lo ketawa disaat ade lo begini. Ga kasian apa lo sama gue? Ini  my soul udah mau left my body gini gila lemes banget gue aduh," omelnya kesal dengan nada lemas sambil menghilang di belokan menuju toilet.

Barista itu menggelengkan kepala sambil tersenyum geli, ia lalu meraih ponselnya dan mencari kontak seseorang untuk dihubungi.

Angkasa

Ka tolong bawa Dhirendra balik
Dia kejang-kejang di kafe gue

biarin

🌧

hai!
gimana kabar kalian?
ada yang lagi uts atau udah kelar?
semangat 💆🏻‍♀️

Dear AnonymousWhere stories live. Discover now