PAGI ini cuaca lumayan cerah, begitupun dengan suasana hati Haechan. Malam harinya ia tidur sangat nyenyak, ditambah lagi kini ia ditemani seorang dalam tidurnya. Teddy bear yang diberikan Mark benar-benar membuat tidurnya nyaman, jangan lupa dengan bunga rahasia yang tertanam di dalam potnya.
Haechan bersenandung riang, ia taruh pot itu di dekat jendela agar bisa terkena sinar matahari, tidak lupa ia juga menyiraminya.
"Cepatlah tumbuh bungaku, keluarkan kuncupmu dan rekahkan semua kelopak bungamu." Haechan hanya tertawa kecil mengoceh dengan pot yang berada di depannya, rasanya tidak sabar untuk melihat bunga itu tumbuh.
"Kenapa ayah belum datang?" Haechan berbalik melihat jam yang menempel di dinding kamarnya. Sudah jam sembilan lebih. Seharusnya sang ayah sudah datang ke kamarnya untuk memberinya hukuman.
"Tinggal dua hari ya? Hahhh_" Haechan menghela nafas panjang dan menaruh alat penyemprot tanamannya.
Ia berjalan ke arah lemari, membukanya dan mengambil mantel panjangnya, Haechan ingin mengunjungi sang ayah di kantornya. Ingin bertanya siapa tau sang ayah lupa dengan hukuman hari ini. Haechan adalah orang yang sangat bertanggung jawab, maka dari itu dia akan memastikan hukumannya.
TOK__
TOK__
"Ah pasti ayah."
KRIEETT___
Haechan membuka pintu.
"Kak Hendery? Kenapa datang kemari pagi-pagi? Kakak tidak ada kelas?" ternyata sang kakak yang datang bukan sang ayah.
"Apa kakak tidak bisa datang ke kamarmu? Lagipula ini waktunya istirahat, jadi aku ingin kemari sebentar." Hendery memperhatikan penampilan sang adik.
"Kau mau kemana?" tanyanya pada Haechan.
"Aku?" tunjuknya pada diri sendiri.
"Aku akan ke kantor ayah, bukankah ini waktunya aku di hukum? Aku tidak bisa melewatkannya. Dua hari lagi dan hukumanku selesai." lanjutnya.
"Sepertinya kau tidak perlu dihukum lagi Haechan, karena orang yang melakukan kesalahan itu sudah mengaku pada ayah."
Harchan mengerutkan kedua alisnya, jika orang yang melakukan kesalahan itu sudah mengakuinya, itu berarti Mark.
"Apa maksud kakak, Mark?"
Hendery mengangguk.
"Aku melihatnya pergi ke kantor ayah, saat aku ke sana dan mengintip, ternyata dia sedang di hukum oleh ayah. Untuk apa yang mereka bicarakan kakak tidak tau, yang pasti aku mendengar suara cambukan."
"Apa kakak serius?"
Hendery mengangguk lagi.
"Kakak serius, maka dari itu mulia hari ini hukumanmu mungkin tidak perlu dilakukan lagi. Aku tidak menyangka dia akan mengakui kesalahannya langsung di depan ayah. Setidaknya itu sudah cukup karena dia sudah melimpahkan hukumannya padamu."
Haechan diam, ia bingung kenapa Mark harus mengaku pada ayahnya. Bukankah dia sudah mengatakan tidak apa jika dirinya yang menerima hukuman karena sudah terbiasa. Tunggu.
"Inikah urusan kecil yang dia maksud?"
•
•
•
TOK__
TOK__
"Masuk." perintah tuan Lee pada seorang yang mengetuk pintu kantornya dari luar.
YOU ARE READING
[05] Trust
Fanfiction[ COMPLETED ] [Sad] [Romance] Mark Lee merupakan anak dari seorang pastor yang berperilaku seperti berandalan. Membuat sang ayah harus mengirimnya ke sebuah sekolah khusus laki-laki yang berada di pinggir kota yang sangat jauh dari kata modern. Niat...