☘️ Chapter__10 ;; Perasaan Yang Semakin Tumbuh

3.9K 648 47
                                    

"Sial, sial. Kenapa harus sekarang, aku jadi terlambat. Dasar perut sialan." sepanjang koridor Mark terus saja mengumpat. Hari ini kelasnya akan pergi ke kota, dan ada beberapa murid kelas lain yang ikut juga.

Haechan tentu saja masuk ke dalam daftar, dan itu membuat Mark sangat senang. Tapi saat ia berkumpul di lapangan perutnya tiba-tiba saja terasa mulas. Sungguh panggilan alam yang tidak tau waktu. Mark bergegas, berlari kecil karena terburu waktu. Dan benar saja keadaan lapang sudah sepi.

Pada akhirnya Mark kembali berlari kecil untuk pergi ke area pemberhentian bus.

Di tempat pemberhentian bus, Mark dapat melihat para murid sudah naik ke dalam bus yang memang dijadwalkan berangkat pagi. Ia semakin mempercepat larinya.

"Tunggu! hey!" mesin bus sudah dinyalakan.

"Sialan, berhenti!" Mark semakin cepat untuk berlari.

"Mark!" dari pintu belakang bus, Haechan berpegangan pada tiang dan ia ulurkan tangannya agar Mark bisa meraihnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mark!" dari pintu belakang bus, Haechan berpegangan pada tiang dan ia ulurkan tangannya agar Mark bisa meraihnya.

"Cepat!"

Mark tersenyum, ternyata Haechan ada di dalam bus, dia kira Haechan berangkat terlebih dahulu. Dengan cepat ia kembali berlari sebelum bus semakin mempercepat lajunya. Ia angkat tangannya agar bisa meraih tangan Haechan yang terulur untuknya.

HAP__

Mark meraih tangan Haechan dan langsung melompat ke dalam bus.

"Hahhh__hahhh terimakasih Haechan." Mark berucap dengan tangan yang masih berpegangan dan mata yang masih menatap wajah Haechan.

Haechan tersenyum.

"Untung saja kita tidak ketinggalan bus."

"Ya, sekali lagi terimakasih."

Mark mengedarkan pandangannya, ternyata tidak ada kursi untuk mereka duduk, beberapa murid juga berdiri karena tidak ada kursi kosong tersedia.

"Apa sedari tadi kau juga berdiri Haechan?"

Haechan menggeleng.

"Tidak, aku duduk dengan kak Hendery tadi di depan sana." tunjuk Haechan pada kursi yang paling depan.

"Aku tadi sedang mencarimu, karena aku tidak melihatmu di dalam bus. Saat aku menghadap ke belakang aku melihatmu berlari mengejar bus, aku sudah menyuruh supirnya untuk pelan. Tapi dia juga sedang mengejar jadwal keberangkatan. Kenapa bisa terlambat?"

Mark menepuk perutnya.

"Panggilan alam, aku tidak tahan. Saat aku keluar dan selesai dengan urusanku, ternyata sekolah sudah sepi. Jadi aku berlari agar tidak terlambat."

Haechan tertawa kecil.

"Tapi sekarang sudah aman bukan? Untung saja urusanmu itu sudah selesai."

"Kau benar, aku bisa tenang." Mark ikut tertawa.

[05] TrustWhere stories live. Discover now