☘️ Chapter__17 ;; Hujan Yang Turun Dengan Deras

3K 524 29
                                    

HUJAN turun dengan derasnya, padahal tadi pagi tidak ada tanda-tanda akan turunnya hujan. Awan juga cukup gelap dan hujan sangat lebat tidak seperti hari-hari sebelumnya. Cuaca juga sangat dingin bersamaan dengan angin yang bertiup.

Haechan.

Laki-laki manis yang sedang menunggu hujan reda di lorong sekolah yang sudah sepi. Ia terlambat karena dirinya tertidur di perpustakaan, saat ia keluar hujan sudah turun. Dia juga tidak membawa payung, terpaksa dia harus menunggu.

"Ahh... sepertinya akan lama berhentinya." Haechan mengangkat tangannya untuk merasakan tetesan hujan yang turun dan dinginnya air yang menyentuh.

"Dingin."

TUK___

Kepala Haechan tiba-tiba tertutup tudung hoodie yang ia gunakan. Tapi bukan dirinya yang menaikan tudungnya, ada orang lain yang melakukannya. Ia berbalik dan tubuhnya membeku saat melihat sosok yang selama ini dia hindari.

"Mark?"

"Hay." sapa Mark dengan senyum kecilnya.

Haechan tidak menjawab, dia memundurkan langkahnya perlahan-lahan hingga pundaknya kini basah terkena air hujan. Haechan hendak berbalik tapi tangannya lebih dulu ditahan oleh Mark.

"Haechan, mau kemana? Kenapa kau menghindariku?"

"Lepaskan aku Mark, aku harus kembali ke kamarku."

"Tapi ini masih hujan Haechan, kau bisa kembali sakit, tidak bisakah kau menunggu sebentar saja di sini."

"Tolong lepaskan aku."

"Haechan, kumohon jangan menghindariku lagi."

Haechan tidak mendengarkan.

TAK__

Haechan menghentakkan tangannya dengan keras hingga membuatnya terlepas dari genggaman Mark, Haechan tiba-tiba saja berlari menerobos hujan yang masih turun dengan lebat. Ia tidak peduli jika tubuhnya akan basah kuyup karena hujan, dia belum siap bertemu dan berbicara dengan Haechan.

"HAECHAN!" Mark mengejar Haechan yang menghindari dirinya. Ia harus tahu alasan Haechan kenapa terus saja menghindarinya.

Mark juga berlari menyusul kepergian Haechan dari hadapannya, ia juga basah kuyup. Tapi Mark mana peduli, karena isi pikirannya sekarang hanya Haechan saja.

"HAECHAN!" Mark terus saja memanggil Haechan namun Haechan tidak pernah menghiraukannya. Ia semakin kencang untuk berlari.

HAP__

Saat mereka sampai ke dalam gedung asrama, Mark berhasil meraih pergelangan tangan Haechan, ia membalik tubuh itu cukup keras membuat Haechan langsung menghadap ke arahnya.

"Kenapa kau terus menghindariku Haechan? Aku hanya ingin menanyakan itu padamu."

"Aku...aku tidak pernah menghindarmu Mark."

"Lalu apa? Kenapa setiap kali aku mencarimu atau bahkan mendekatimu kau selalu pergi. Bahkan saat aku pergi ke kamarmu? Jika kau membenciku tidak perlu menghindar seperti ini, apa kau juga tidak membaca suratku? Katakan HAECHAN!"

Haechan hanya diam tanpa menjawab. Perasaannya sekarang tidak karuan, bibirnya terlalu kelu untuk berbicara.

"Tolong ucapkan satu kalimat saja, tidak taukah kau aku sangat tersiksa karena perasaanku ini. Jika kau membenciku katakan saja, atau...." ucapan Mark terhenti dan ia tatap lamat wajah Haechan yang basah karena air hujan.

"Apa kau menyukaiku juga Haechan?"

Haechan menggeleng ribut.

"Jawab dengan jujur Haechan."

[05] TrustWhere stories live. Discover now