☘️ Chapter__22 ;; Bendera Putih

3.2K 515 68
                                    

DOMINASI warna putih langsung menyapa pengelihatan Mark yang baru saja membuka mata, bau alkohol dan rasa dingin sangat terasa di kakinya yang terluka. Alat bantu pernafasan terpasang pada hidungnya agar oksigen masuk dengan sempurna. Dengan pelan Mark menggeser posisi kepalanya melihat seseorang untuk dimintai bantuan. Ia lelah.

Sunwoo.

Hanya satu orang yang masih berjaga di ruang tunggu yang berbatasan dengan tirai di setiap biliknya.

"Sunwoo." ucap Mark lemah dengan suara yang masih serak.

Mendengar namanya dipanggil, Sunwoo dengan cepat bangun dari tempat duduknya, berdiri dan memastikan kondisi Mark sebelum memanggil dokter untuk memberikan pertolongan. Seorang dengan pakaian putih datang ke bilik milik Mark, memastikan kondisi jantung, paru-paru serta cairan infus yang dengan lancarnya masuk ke dalam tubuh Mark melalui selang bantu.

"Kondisinya sudah sedikit stabil, dia hanya perlu istirahat. Sebelum luka benar-benar kering, sehari sekali akan dilakukan pergantian perban pada lukanya. Tolong diperhatikan, jika terjadi hal yang lain segera beritahu kami."

Sunwoo mengangguk. " Terimakasih dok."

"Kalau begitu, saya permisi."

Sang dokter kemudian keluar dari bilik Mark untuk memeriksa pasien yang lainnya. Sekarang hanya ada Sunwoo dan Mark.

"Sunwoo," ucap Mark lirih, dengan kesadaran yang penuh ia menatap Sunwoo yang kini berada di sampingnya. "Bisakah kau antarkan aku ke ruangan Haechan, aku ingin melihatnya."

"Hahh__nanti Mark, keadaanmu masih lemah. Nanti ya, ada Hendery dan ayahnya yang sudah berjaga di sana."

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang hah__hah." nafasnya masih keras terdengar.

"Soal itu___" Sunwoo sedikit ragu untuk menjawab.

"K-katakan padaku Sunwoo."

"Sepertinya keadaannya cukup parah, dokter menganjurkan untuk dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar. Karena peralatan di sini masih kurang. Tapi yang kudengar, ada satu dokter yang akan datang serta membawa peralatan yang cukup. Melihat kondisi Haechan yang tidak mungkin untuk dipindahkan."

"Jadi maksudmu? Keadaan Haechan sedang kritis?"

Sunwoo mengangguk lemah.

"Sepertinya dia mengalami benturan yang cukup keras hingga membuat saraf di otaknya mengalami masalah."

Mark yang mendapatkan jawaban seperti itu seketika membuka alat bantu pernafasannya dan mencoba untuk bangun dari tidurnya. Ia coba untuk duduk bahkan turun dari tempat tidur rumah sakit.

"MARK! Apa yang kau lakukan?" dengan cepat Sunwoo menahan tubuh Mark yang sedikit oleng karena tubuhnya yang masih lemah.

"Aku ingin keruangan Haechan, antarkan aku ke sana. Aku tidak ingin di sini, aku ingin melihatnya. Sangat ingin."

"Mark nanti saja, jangan keras kepala, kau tidak lihat kondisimu?."

"Aku tidak peduli, sekarang temani aku ke sana. Kumohon, aku hanya ingin mengetahui kondisinya saja."

"Mark."

"Kumohon Sunwoo."

"Baiklah, baiklah. Aku akan mengantarkanmu."

Mau tidak mau Sunwoo akhirnya menyanggupi keinginan Mark, akan sangat sulit menahan Mark jika sudah berkeinginan seperti ini. Terutama kalau sudah menyangkut masalah Haechan.

Sunwoo melepas tiang infus Mark yang berada di tiang tempat tidur kemudian menggantinya dengan tiang roda. Dengan hati-hati Mark menuruni tempat tidur dengan berpegangan pada tiang dan tubuh Sunwoo, ia dipapah dengan hati-hati karena kaki yang masih terasa nyeri. Mark benar-benar ingin melihat Haechan.

[05] TrustWhere stories live. Discover now