☘️ Chapter__20 ;; Api

2.9K 521 9
                                    

MATAHARI telah berwarna jingga di ufuk barat. Perlahan menggelap dan kini matahari digantikan oleh bulan berwarna perak. Semua sudah kembali ke asrama, berniat untuk tidur karena besok sudah memulai aktivitas sekolah seperti biasa. Tidak jauh berbeda dari kamar asrama lain, Mark dan yang lain kini sedang bersiap untuk pergi tidur di tempat masing-masing.

"Mark, aku perhatikan kau sedikit pendiam sejak tadi siang, kau kenapa?" tanya Sunwoo yang paling dekat dengan tempat tidur Mark.

Mark menggeleng.

"Aku tidak apa-apa, aku hanya tidak bersemangat saja" ungkap Mark yang kini masih merapikan isi kopernya, tadi siang belum sempat dia rapikan karena sibuk memikirkan kondisi Haechan yang dilihatnya sangat berbeda.

Ia memandangi sekotak kue kering yang niat awalnya akan diberikan pada Haechan, namun ia urungkan. Jika dia pergi malam ini mungkin kejadian terakhir kali akan terulang lagi. Dia tidak ingin Haechan mendapatkan masalah lagi, terutama ayahnya yang sangat keras. Mark menaruh kotak itu di atas meja, dan menaruh kopernya di samping lemari agar terlihat rapi. Ia sudah selesai.

"Bersemangatlah, jujur. Aku lebih suka melihat  kau dengan kepercayaan dirimu yang tinggi itu."

"Kepercayaan diri?"

Sunwoo mengangguk.

"Kepercayaan diriku sudah patah. Sebesar apapun kepercayaan diriku, dan sebesar apapun ambisiku. Semua dengan mudah dipatahkan oleh tuhan, bahkan harapan yang kuinginkan walaupun itu hanya sedikit, sepertinya akan susah aku lihat."

"Kenapa? Kau terlalu pesimis Mark. Siapa yang akan tau apa yang akan terjadi di masa depan, tuhan tidak akan pernah jahat pada umatnya."

"Aku hanya takut Sunwoo, terakhir kali aku kehilangan orang yang sangat kucintai, semua karena diriku. Aku takut jika tuhan mengambilnya lagi, cintaku yang sangat besar bisa saja membuat mereka pergi."

"Orang yang kau cintai? Siapa? Cinta pertamamu?"

Mark mengangguk.

"Ya, dia cinta pertamaku. Ibuku."

Sunwoo diam sesaat.

"Ahh___maaf Mark."

"Tidak apa Sunwoo, aku tidur dulu. Selamat malam."

Mark mematikan lampu kecil yang berada di atas meja dekat tempat tidurnya kemudian menarik selimut miliknya dan mencoba untuk memejamkan matanya. Tidur mungkin akan mengistirahatkan pikiran dan otaknya. Tapi baru saja ia pejamkan matanya itu tiba-tiba saja alarm kebakaran berbunyi.

KRINGG__

KRINGG__

KRINGG__

"APA LAGI INI YA TUHAN! AKU BARU SAJA TERTIDUR!" teriak Lucas di ujung ruangan.

"Aku rasa ini hanya latihan, aku malas sekali untuk simulasi, aku sangat mengantuk." ucap San yang kembali menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

TOK__

TOK__

TOK__

"ANAK-ANAK! CEPAT KELUAR! INI BUKAN LATIHAN!"

TOK__

TOK__

TOK__

"ANAK-ANAK CEPATLAH. INI DARURAT!"

"Sir Jimmy? Ouh sial! Hey! Kalian! Bangun! Ini bukan latihan ini benar-benar kebakaran."

San dan Lucas langsung melompat dari tempat tidurnya. Sedangkan Sunwoo dan Mark sudah di dekat pintu. Saat membuka pitu keadaan sidah sedikit kacau. Mereka langsung berlari untuk berkumpul ke area yang lebih luas, semua penghuni asrama panik karena kali ini kebakaran benar-benar terjadi.

[05] TrustWhere stories live. Discover now