☘️ Chapter__14 ;; Danau dan Ciuman

3.4K 587 24
                                    

"Hae__chan..." suara Mark melemah.

Haechan seperti menghindarinya, sedari tadi malam ia terus mencoba mendekatinya. Tapi Haechan pasti akan pura-pura mengelak atau pura-pura tidak melihatnya.

Contohnya seperti sekarang, Haechan lebih sering bersama sang kakak. Dan tentu saja kakaknya itu akan langsung pasang badan, Hendery akan langsung menatap Mark tajam, seolah siap menghajar Mark kapan saja.

"Apa semua ini gara-gara ciuman itu? hahhhh." Mark membuang nafas kasar, mood nya benar-benar rusak.

"Kau kenapa lagi? Kemarin saat kembali dari hutan kau tersenyum dan tertawa seperti orang gila. Sekarang kau seperti orang kesusahan saja." ucap Sunwoo yang sibuk memotret pemandangan hutan yang berada di depannya.

"Tidak ada, mood ku sedang tidak bagus saja pagi ini."

"Benarkah? Apa semua ini berhubungan dengan Haechan? Apa kau ditolak olehnya? sudah aku duga."

"Aku bahkan belum mengungkapkan perasaanku."

CKREKK___

Sunwoo menurunkan bidikan kameranya. Ia pandangi Mark yang kini berada di dekatnya, wajah yang lusuh dan tangan kanan memangku dagu sendiri.

"Jadi kau memang berniat mengungkapkan perasaanmu?"

Mark mengangguk.

"Apa kau sudah kehilangan akal Mark? Sudah pasti kau akan ditolak olehnya."

Sunwoo mendudukkan dirinya di samping Mark, mengambil sebotol minuman dan ia teguk pelan, berbicara dengan Mark memerlukan tenaga yang lebih serta kesabaran yang ekstra.

"Aku belum mencobanya kan Sunwoo, kurasa dia menyukaiku."

"Apa kau yakin?"

Mark kembali mengangguk.

"Mark biar kuberi saran, lebih baik kau pendam perasaan itu. Cukup kau anggap Haechan sebagai sahabatmu saja, apa kau tidak ingat seberapa seramnya kakak Haechan. Ditambah lagi sang ayah, apa kau tidak ingat terakhir kali insiden rokok itu? Bukankah Haechan dicambuk? Bagaimana jika masalah ini diketahui oleh ayahnya?

aku tidak mempermasalahkan jika kau gay atau belok Mark, tapi pahamilah. Haechan bukan orang yang tepat, pemikiran keluarganya berbeda. Kau pikirkan itu Mark, pikirkan perasaan Haechan juga."

Mark mengarahkan tatapannya ke arah pemandangan luas di depannya.

"Aku tidak tau juga Sunwoo, perkataanmu selalu tepat untukku. Walaupun mulutmu pedas, kurasa kau yang paling tepat untuk diajak bicara. Kau tau sebelum ini aku tidak tertarik dengan laki-laki, aku pun bingung dengan perasaanku.

Awalnya aku hanya penasaran dengan Haechan, namun lambat laun aku mengaguminya, kemudian perasaan ini tumbuh dengan sendirinya."

Sunwoo menepuk pundak Mark pelan.

"Kau sedang diberi cobaan oleh tuhan Mark."

"Cobaan atau hukuman? Kurasa tuhan sedang menghukumku. Dan masalah ini menyangkut perasaan dan hati, dan itu adalah hukuman yang paling berat, karena luka hati lebih sulit daripada luka fisik".

"Tapi ini baru awalnya Mark, kau bisa menyingkirkan perasaanmu itu."

"Tapi kau tidak bisa Sunwoo, aku juga tidak bisa mengendalikan perasaanku. Dan untuk menyingkirkan perasaan ini kurasa aku tidak bisa, kau tau kenapa?"

Sunwoo tidak menjawab, dia hanya menggeleng pelan.

"Bukankah tuhan yang memberikanku perasaan indah ini? Maka tuhan juga yang harus mengambilnya. Entah hanya perasaanku yang dia ambil atau dengan membawa jiwaku juga."

[05] TrustWhere stories live. Discover now