⊱┊ sebuah pesan

524 115 14
                                    

kak changbin

lia:
kak, bisa ketemu? |
19.43

kak changbin:
| selalu bisa buat lo dek
19.43

lia:
apaan sih lo kak wkwk |
19.43

kak changbin:
| haha lagian gue jg ada yg mau diomongin sm lo
| besok gue jemput sklh?
19.43

lia:
ok sip |
19.44

kak changbin:
| see you dek
19.44

lia menutup ponselnya, mengikat rambutnya menjadi satu lalu beranjak dari kasur ke meja rias. menatap pantulan dirinya disana sambil memegang pipi.

“pipi gue...” ucap lia, yang tiba-tiba muncul semburat merah di pipinya.

flashback on

pengakuan eric menjadi awal dari kecangguan keduanya di atas motor. walau begitu eric mencoba kembali mencairkan suasana, tapi tetap nggak ditanggapi lia.

“langsung pulang aja,” ucap lia cepat.

“lho nggak jadi beli makan?”

lia menggeleng, “gue lupa. mama katanya masak,” lia bohong. padahal lia ngajak eric beli makan dulu juga karena mama lagi nggak di rumah dan lia sendirian.

eric mengangguk paham lalu membelokkan motornya ke arah rumah lia. sehingga mereka sampai di depan gerbang rumah lia yang terlihat sepi.

“makasih,” lia turun dari motor dan langsung membalik tubuhnya menghindari tatapan eric.

“lia!”

lia berhenti, berdecak lalu menghela napas sebelum kembali menghadap eric.

“udah sana pulang,”

bukannya nyalain motor, eric malah ikut turun dari motor. berjalan gontai, mengulurkan tangannya ke belakang kepala lia lalu menarik turun ikat rambutnya.

eric senyum, merapihkan rambut lia yang jatuh di sisi kepala.

“ng-ngapain sih?!” lia merebut ikat rambutnya.

eric nggak jawab, ia berdeham sebentar, “ekhem.. lo jangan marah ya,”

lia merasakan aura nggak enak, “apaan?”

“janji dulu nggak marah?” eric mengulurkan jari kelingkingnya.

lia merotasikan matanya. eric kekanakan, pikir lia.

“gue janji langsung pulang abis ini,”

karena lia nggak mau lama-lama (nggak baik juga buat jantungnya), akhirnya dengan berat hati lia terima tautan kelingking eric. tiba-tiba eric membungkukkan tubuhnya dengan topangan tangan di lutut. menatap lia sambil senyum, sebelum akhirnya...

cup

bye lia!” eric buru-buru menaiki motornya dan menarik gas saat itu juga.

lia masih mematung. ketika eric mulai menjauh, lia langsung sadar.

“ERIC PIPI GUE!!!!”

eric di motor cuma bisa ketawa geli. lia gemesin banget abisnya.

flashback off

“huh apa sih li udah jangan mikirin eric!” lia nepuk-nepuk pipinya.

ting nong

lia menoleh ke arah pintu.

what if | lia, eric ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang