⊱┊kali pertama

2.2K 216 13
                                    

sebuah cerita yang klise memang jika suatu hubungan diawali dengan benci lalu berubah menjadi cinta. cerita seperti itu sering ditemukan pada sinetron-sinetron di televisi. namun bukankah memang seperti itu adanya? karena cinta hanya menunggu kapan waktu yang tepat untuknya datang.

lia bergidik geli begitu selesai membaca cerita pendek bertemakan romansa itu. kalau bukan karena resensi yang harus diselesaikannya, lia mana mungkin membaca kalimat menye. membayangkan perlakuan romantis si karakter pria cukup membuat lia merasakan mual. entah lah, mungkin karena lia bukan tipe perempuan pada umumnya yang suka sekali dengan hal-hal berbau romantis.

lia menutup buku tentang kumpulan cerita pendek remaja itu lalu membawanya kembali ke rak awal. sekarang sedang jam pelajaran namun lia memilih untuk bolos di perpustakaan dengan alibi mengerjakan tugas susulan pada penjaga perpustakaan. setelah selesai meletakkan buku tersebut, lia segera keluar melengos.

“eric?” lia menyipitkan matanya begitu melihat seorang siswa dengan seragam yang dikeluarkan dari celana terlihat mengendap-endap menuju belakang sekolah. hal itu membuat lia menyunggingkan senyumnya.

dengan entah apa yang ada dipikiran lia sekarang, gadis itu ikut berjalan mengendap-endap mengikuti langkah eric. lia hampir tertawa saat tau ternyata eric ingin merokok di gudang belakang.

“mau ngerokok aja takut banget digrebek anjir!” lia menahan tawanya.

cekrek
cekrekk
cekrekkk

tiga potretan lia dapat. dari mulai eric mengapit batang rokok di bibirnya, lalu merogoh saku, hingga mengeluarkan korek. lia mendapatkan foto itu membuatnya tersenyum penuh kemenangan.

“woy!” segera dipanggilnya eric membuat pria itu tersentak kaget dengan tangan yang disembunyikan di belakang tubuhnya.

“lo ngapain anjir ngagetin aja?” eric mengusap dadanya.

“hahaha komuk lo sial,” lia tertawa hingga memegang perutnya.

eric berdecak, “ngapain lo ah ganggu,”

“nyenyenye bacot aja babi!”

“apa? mau nyebat juga lo?” eric menyodorkan bungkusan rokok pada lia.

“kagak apaan dah,”

“udah sana tempat bolos banyak bukan disini doang,” eric mengibas tangannya mengusir lia.

lia melipat tangannya di depan dada, “bantuin gue cabut dong,”

eric mendongak, “dih ogah!” tolaknya.

lia mengusap tengkuknya menahan emosi, “ayo dah serius gue pengen cabut cuma satpamnya keburu ngeliat gue tadi,”

“urusan lo,”

lia menyunggingkan senyumnya, “gue punya ini kalo lo mau tau,” lia menyodorkan ponselnya yang menampakkan foto-foto eric tadi.

dengan cepat eric mencoba untuk mengambil alih ponselnya namun lia ternyata lebih cepat. eric menunjuk lia dengan heran, “kok lo punya?”

“punya dong, berharga nih bisa buat gue manfaatin haha..” lia mengusap-usap ponselnya.

“nggak lucu, hapus!”

“lah ngatur?”

“gue bilang hapus ya hapus!”

“enggak!”

“hapus!”

“nggak mau!”

“hapus lia!”

what if | lia, eric ✔️Where stories live. Discover now