⊱┊ hi, bye

393 86 10
                                    

eric jadi diinterogasi sekarang di ruang tamu rumah lia. niatnya ke rumah lia mau nyari cewek itu, ternyata orang tuanya juga lagi nyariin. berakhir lah eric ditanya macam-macam ini itu yang bahkan eric sendiri nggak tau.

“masa kamu nggak tau lia kemana? dia kan pacar kamu?”

mau eric bales, ibu bapak kan orang tua lia? tapi takut kualat. alhasil cuma diem nunduk aja sambil mikir kemana sebenernya lia pergi.

“dari pagi buta emang udah nggak keliatan anaknya. berarti dia perginya kapan coba sampe nggak ketauan gini!” frustasi sang kepala keluarga.

“saya udah coba telepon tapi berdering doang om, saya juga nggak tau kenapa nggak diangkat. tapi online kok!” eric nunjukkin isi chat yang tertera centang dia di sana. di bawah profil tertera 'last seen 12.00' dan sekarang udah jam 12.30 berarti setengah jam lalu lia buka.

kedua orang tua ini mondar-mandir di hadapan eric yang sedang duduk di sofa. memikirkan kemana sebenernya lia pergi tanpa bilang. lia nggak pernah gini sebelumnya, walaupun anak itu sebelumnya sering kepergok ingin keluar malam-malam. masalahnya ini nggak ada satu pun yang liat lia tiba-tiba keluar, aneh.

papa pergi ke balkon begitu mendapati ponselnya getar. menghirup udara di luar mencoba menahan emosinya. di layar ponsel terpampang nama 'juyeon' dan dengan segara diangkat.

“halo kak, tau dimana lia?”

“pa, papa tenang dulu ya. lia baik-baik aja, lia di sini kok,”

papa mengerutkan keningnya. “ngapain dia ke sana?”

lho aku sendiri bingung tiba-tiba dapet chat dari papa kalo lia nggak di rumah. kirain kalian tau lia ke sini,”

“anak itu bener-bener bikin pusing! dia nggak ada bilang apa-apa tiba-tiba nggak ada di rumah coba! siapa yang nggak panik!!!”

bisa didenger juyeon ketawa di seberang. “emang ada-ada aja tuh anak. sekarang lagi main sama tetangga depan kayaknya. ayah tenang ya, lia aman,” ujaran juyeon menghasilkan helaan napas dari mulut papa.

“kalo lia tiba-tiba dateng ke sana kamu langsung kabarin papa ya, juyeon! dia diem-diem gitu bahkan pacarnya juga ikut panik nyariin kan nggak lucu!”

“eeee pacar?”

“iya ada lah temen sekolahnya,”

lama sambungan telepon itu sunyi. juyeon belum menjawab kalimat terakhir dari papa dan papa juga masih menetralkan napasnya mengurangi rasa panik yang masih kesisa.

“kata lia jangan kasih tau yang namanya eric kalo dia di sini, pa...”

“eric? kan pacarnya...” nah, sesuai dugaan juyeon. “nggak tau lia yang bilang dia nggak mau eric tau dia di sini,”

“hhh yaudah. biasalah anak muda, mungkin lagi berantem. yaudah kalo gitu, papa udah tenang sekarang. makasih ya nak,”

“iya pa. udah sekarang papa istirahat nggak usah pusing mikirin lia, emang nakal tuh anak!” juyeon ketawa, papa membalas hal yang sama. sambungan pun terputus.

papa kembali ke ruang tamu, membisikkan sesuatu ke sang istri yang menghasilkan kerutan di dahi wanita itu. eric menatap mereka bingung namun enggan bertanya.

“mm nak eric?” panggil ibu. eric segera mendongak dan berdiri. “iya tante?”

“sepertinya kamu lebih baik pulang sekarang. udah mau sore,”

eric diam beberapa saat sebelum akhirnya membenarkan tas gemblok yang dibawanya dan bersiap pulang. kedua orang tua itu langsung masuk ke tempat peristirahatan mereka, tanpa ada niat mengantar eric ke depan.

what if | lia, eric ✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum