bonus chapter (3) happily ever after

527 72 1
                                    

[ hellowww fellas!
wattpad tuh aneh bgt sih baru bisa log in sekarang huhu maaf bgt jadi setelat ini updatenya ㅠㅠ

anw khusus bonchap ini aku mohon dengan sangat kerjasamanya ya semua. untuk minor tolong skip ketika ada tanda '🔞❗' kalian bisa lanjut baca ketika ada tanda *** ya!

aku udah beri peringatan, terimakasih perhatiannya! ]

enjoy the bonus chapter!

lia menatap pantulan dirinya pada cermin. tubuhnya terbalut gaun cantik yang simpel namun elegan. gaun berwarna biru gelap itu adalah gaun turunan dari mama. helaan napas kasar keluar dari mulutnya, lia menatap jendela kamar. hujan deras di luar sana, suara guntur menggema sejak 5 menit lalu.

yang mana tandanya kencan lia dengan eric bisa aja gagal. eric mengajak lia makan malam hari ini, makanya lia berdandan cantik. tapi sayang cuaca seperti enggan membiarkan keduanya keluar untuk berkencan. terbukti dengan derasnya hujan dan kencangnya angin.

lia beralih pada ponsel. eric belum membalas pesannya. lia jadi bingung, haruskah ia mengganti gaunnya dengan baju biasa karena sepertinya eric memang batal menjemputnya. ditunggu 5 menit kemudian, lia dengan kecewa mengganti pakaiannya. mengganti dengan baju tidur warna merah muda berenda tanpa lengan dan celana yang sangat pendek.

dingin? memang kebiasaannya kalau hujan memakai sesuatu yang terbuka supaya bisa bergelung dalam selimut tebalnya.

lia bukannya kecewa sama eric. lia hanya kecewa kencan yang ditunggunya batal. lia tau pasti eric sebenarnya juga nggak mau membatalkan kencan mereka.

akhirnya lia membawa selimut tebalnya itu ke ruang tengah, menyalakan tv untuk menonton serial netflix. nggak lupa mengambil beberapa camilan dari laci dapur yang sengaja ia stok. setelah lia mulai tinggal dan hidup sendiri, lia memang selalu bermalas-malasan seperti sekarang.

"ugh gue juga mau punya pacar spek paxton!!!!" lia emosi sendiri nonton never have i ever ketika melihat adegan mesra antara paxton dan devi. kayaknya lia salah karena nonton ini di situasi sekarang. situasi dimana ia gagal kencan karena cuaca yang nggak mendukung, and the worst is partner kencannya pun nggak ada kabar.

dengan gregetan lia makanin camilannya. sesekali ia tatap ke layar ponselnya, namun nihil. layar itu tetap hitam membuat lia terus merenggut. moodnya hilang drastis.

"gue ga ngerti deh ya, kayaknya gue sama eric emang ga direstuin kali," udah ditinggal 2 tahun, udah satu negara pun kayaknya susah banget untuk ketemu.

🔞❗

tiba-tiba bel rumah bunyi. lia yang sekarang tinggal di apartemen milik omnya emang nggak perlu lagi buka gerbang ketika di rumahnya dulu. sekarang kan nggak ada perkarangan rumah, jadi bisa langsung pencet bel. kebetulan lia tinggal di lantai 2 dengan nomor rumah 9.

bel pertama nggak lia gubris. palingan itu bel dari tetangganya. tapi nggak lama bunyi lagi dan kali ini lia yakin emang bel rumahnya yang bunyi.

“ah siapa sih,” gerutu lia. walaupun ngeluh, tetep juga disamperin sambil ngebungkus diri di dalem selimut. lia nggak liat-liat lagi, langsung buka pintu. termangu sebentar sekitar tiga detik. itu eric, dengan rambut basahnya berdiri di hadapan lia.

“lia, sorry.. hujan deres pas gue lagi jalan terus jalanan jadi licin banget makanya gue pelan-pelan ke sininya,”

lia masih diam, memegang erat selimut yang menutupi tubuh dengan erat. bahkan mempersilahkan eric masuk pun engga. eric yang ngerasa bersalah mencoba jelasin lagi ke lia.

what if | lia, eric ✔️Where stories live. Discover now