⊱┊kenapa ya

921 159 4
                                    

nggak kerasa sudah seminggu sejak lia diancam eric ketika jam kosong di sekolah. iya, lia diancam. katanya eric bakalan terus-terusan mampir ke rumah lia kalau lia nggak hapus fotonya. lia pikir eric bercanda, lagian mana mungkin juga kalau dipikir-pikir. ternyata sepulang sekolah, eric benar-benar mendatangi rumahnya. entah sore atau malam setelah pulang sekolah.

jadi ditanyain terus sama mama, “dek, itu temen kamu bukan? mama jadi parno ih, mondar-mandir aja di depan. telepon polisi aja kali ya?”

lia langsung nurutin setelah itu. eric akhirnya berhenti datang ke rumahnya.

jadi gini ceritanya...

1 minggu yang lalu

lia membuka jendela kamarnya yang menghadap langsung ke jalan di depan rumah. lia bisa liat jelas Eric yang lagi duduk di atas motornya. mau teriak tapi takut ganggu tetangga, mana sekarang jam 9 malam. akhirnya lia mutusin untuk kirim pesan ke eric supaya cowok itu notis dia. benar aja, eric langsung dongakin kepalanya.

lia dengan body language seakan menyuruh eric untuk pulang. ngusir lebih tepatnya. eric balikin, pakai cara yang sama seakan nyuruh lia hapus fotonya.

lia masih kepala batu, walaupun akhirnya nyerah karena eric tiba-tiba duduk tepat di depan pagar rumahnya. lia nunjukkin ponselnya ketika menghapus foto eric. tanpa berlama-lama eric langsung pergi meninggalkan kawasan rumah lia.

lia mengambil napas lega.

nah jadi gitu ceritanya. tapi yang namanya lia, mana mau dia kalah. apa lagi kalau kalahnya karena makhluk sialan bernama eric. lia nggak bodoh, dia masih bisa restore foto eric kalau aja cowok itu banyak gaya lagi di depannya.

huh, rasain!

nih sekarang lia lagi liatin eric sama kawanannya yang lagi gitaran di meja pojok. lia lagi makan siang jadi ngerasa keganggu karena lia pusing banget abis begadang ngerjain tugas susulan sosiologi. jadi sekarang lia cuma mau makan siang dengan suasana tenang. bukannya sambil mendengar suara genjrengan yang menurutnya nggak jelas itu.

lia juga bingung. kantin se-ramai ini nggak ada gitu yang keganggu sama permainan gitar amatir mereka. lia sih sebagai seseorang yang lahir dari keluarga pemusik nyungging senyum aja. sombong.

“duh anjing berisik banget!” dumel lia dengan suaranya yang lemah. pusing serius.

“kenapa lo?” tanya seoyeon.

“itu temen-temennya eric berisik please gue pusing banget,”

“lo pucet anjir li. lo sakit ya?” yeji menepuk punggung lia.

“aduh sakit bego!”

“mampus lo sakit, kan. gue bilang juga jangan h-1 ngerjainnya,” saut nancy.

“uks aja, gue yang nemenin,” usul seungeun.

“yeu enak di lo babi!” sungut nancy.

“udah lah izinin gue ke uks ya,” lia berdiri sambil memegang kepalanya yang pening. keempat temannya ingin membantu namun lia mengangkat sebelah tangannya seakan menolak.

lia menghela napas ketika melihat di uks tidak ada satu pun perawat yang bertugas. masa bodo, lia butuh tidur karena kepalanya pusing banget. tapi baru dirasa 5 menit dia nutup mata, tiba-tiba ada yang buka tirai. lia langsung membuka mata dan mengernyit ketika melihat eric yang berdiri di sana.

“ngapain lo disini?” tanya eric. lia yang pusing nggak niat sautin, lia kembali memejamkan matanya berusaha abaiin eric.

“bangun,” titah eric

lia pusing banget, nggak mau debat. akhirnya cuma bisa nurutin eric walaupun sambil nahan kepalanya yang rasanya mau pecah itu. lia duduk dan bersandar, hanya diam menunggu eric bersuara.

“lo beneran sakit?”

“ya lo pikir anjir!” jawab lia lemah.

“ekhem.. kalo nggak penting, gue juga nggak ke sini,”

“yaudah apa?”

“lo nggak ada jadwal apa-apa kan di sekolah?” tanya eric.

“jadwal gimana maksudnya?” lia nanya balik.

“maksud gue, lo nggak sibuk sama kegiatan sekolah kan?”

“mager juga gue ikut-ikutan,”

“nah bagus!”

“apaan dah?”

“gue rekomendasiin lo jadi manager basket, gimana?”

ini sih, pasti ditolak lia.

“ah enggak ah. apaan dah lo tiba-tiba nyuruh gue jadi manager basket. kagak dah kagak!” tolak lia mentah-mentah.

“niat gue baik padahal,”

“baik dari mana..”

“nilai pjok lo banyak kosong karena sering bolos kan? halah ngaku aja lo, nih gue ada kesempatan bagus buat lo,”

lia mendongak menatap eric meminta penjelasan, “basket ada pergantian kapten bentar lagi, tiap calonnya harus punya satu rekomendasi untuk manager. dan yang jadi manager nanti, nggak cuma dikasih uang saku tiap minggunya, tapi juga dapet poin plus untuk pelajaran pjok. oke mungkin lo nggak butuh duit, tapi nilai?” eric turun naikkin alisnya.

lia yang lagi pusing makin pusing lagi mendengar penjelasan eric. nggak masuk akal juga sih, tiba-tiba lia direkomendasiin gini.

“jadi intinya, lo salah satu calon kapten basket dan gue adalah manager yang bakal lo rekomendasiin? iya gitu?”

“nah pinter,”

“terus kenapa gue?”

kenapa ya, eric juga nggak tau.

tbc.

what if | lia, eric ✔️Where stories live. Discover now