27 : Sikap Manis Nathan

318 49 14
                                    

Update dua kali 🙌

Semoga kalian gak bosan yaa sama cerita Puisi, Nathan, dan Benua.

Coba absen dulu nama pembaca Hello Jodoh!!!

Happy Reading 🤍

💌💌💌

Satu Minggu berlalu.

Selama itu pula Puisi tidak melihat sosok Benua. Rasanya aneh, Puisi seperti kehilangan, yang Puisi sendiri tidak mengerti apa arti kehilangan itu. Pikirannya sedikit kacau.

Karena salah satu alasan itu,

Puisi berdiri tepat di belakang tiang bendera, dan di depannya berjejer banyak siswa-siswi, di atasnya matahari yang bersinar terang. Karena kecerobohan nya, Puisi datang ke sekolah tanpa membawa topi apel upacara bendera, terlebih lagi ia memakai kaos kaki yang beda warna satu ungu satunya lagi pink, karena pelanggaran tata tertib itu jadilah Puisi terkena hukuman berdiri di tengah lapangan saat upacara bendera mana yang berpidato Dady nya sendiri lagi, habislah sepulang sekolah ini dirinya pasti akan mendapatkan siraman qolbu dari Dady nya, Bundanya, dan Bang Kata, kalau bang Kalimat pasti ia dikatai habis-habisan.

Dan parahnya hanya dirinya saja yang terkena hukuman itu.

Terhitung sudah sepuluh menit Puisi berdiri. Keringat mulai bercucuran di setiap bagian wajahnya dan badannya.

Semoga langit menurunkan hujan tiba-tiba, Aamiin. Puisi merapalkan doa dalam hati dengan sungguh-sungguh.

Puisi menunduk untuk menghindar dari tatapan matahari yang kian panas.

Sementara di barisan ketiga nomor empat ada Nathan berdiri di sana memperhatikan gerak-gerik seorang gadis yang berdiri di tengah lapangan sendirian, siapa lagi kalau bukan Puisi. Bisa Nathan lihat, bahwa Puisi berdiri tak tenang mencoba menghindari matahari. Puisi terlihat sangat kelelahan.

"Cewek yang berdiri di depan itu Puisi adiknya Kalimat, bener gak sih?" Tanya Dion di samping Nathan.

Nathan menoleh, tak menjawab pertanyaan Dion, ia malah melepaskan dasi dan topinya lalu ia menyerahkan dasinya pada Dion.

"Eh ngapain lo kasih dasi ke gue, buruan pake sebelum pak Sandy datang." Ujar Dion memperingati. Pak Sandy adalah guru BK yang dikenal ketegasannya.

"Lo simpan dasi gue." Ujar Nathan ia melipat kecil topinya lalu ia simpan topi itu ke dalam saku bajunya.

"Hah? Jangan ngaco lo! Lo mau di hukum, berdiri di tengah lapangan apa? Nih buruan pakai." Kata Dion, ia masih tak mau menyimpan dasi Nathan.

Nathan menatap Dion, "cerewet amat sih." Kesal Nathan, "sini gak jadi!" Nathan kembali mengambil dasinya, lalu ia melipat kecil dasi itu, kemudian ia taruh di saku celananya. Tak sampai di situ Nathan juga mengeluarkan baju seragamnya dari dalam celana, ia juga sengaja mengacak-acak rambutnya agar terlihat berantakan, dan totalitasnya Nathan sengaja membuka dua kancing baju bagian atasnya. Sehingga terlihatlah penampilan bad boy seorang Nathan.

Dion berkedip dua kali, ia tak mengerti atas apa yang di lakukan Nathan hari ini. Bergaya seperti anak pembuat masalah, atau sering di sebut bad boy. Cowok itu bukannya menghindar dari hukuman, dia malah mencari hukuman itu. Sangat aneh. Ternyata masih ada manusia yang mencari masalah sendiri. Nathan contohnya.

Nathan memandang lurus ke depan dengan penampilannya perfect seperti berandalan. Sementara langkah pak Sandy sudah semakin dekat, tak ada raut gugup terbentuk di wajah dingin Nathan. Cowok itu tetap tenang.

"Nathan!" Panggil pak Sandy.

Nathan menoleh dengan ekspresi datar.

"kemana topi dan dasi kamu? Terus ini kenapa baju kamu di keluarkan?" Tanya pak sandy dingin, dengan menggunakan penggaris kayu panjangnya ia menunjuk-nunjuk baju Nathan yang berantakan.

Hello Jodoh!!! [SELESAI]Where stories live. Discover now