39 : Rencana Bara

391 49 63
                                    

Sebelum baca, cuman mau bilang ada cerita dewasanya.

Jadi harap bijak dalam membaca yaa.

Happy reading 🤍

💌💌💌

Setelah hampir dua Minggu Puisi berjalan pincang, akhirnya kakinya bisa digerakan dengan normal tanpa pincang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Setelah hampir dua Minggu Puisi berjalan pincang, akhirnya kakinya bisa digerakan dengan normal tanpa pincang.

Pagi Minggu ini, ia akan ke rumah sakit seperti biasa ia akan menjenguk dan merawat Benua. Sudah satu bulan lebih Benua terbaring kaku di atas brankar rumah sakit dalam keadaan koma. Puisi tidak henti-hentinya berdoa untuk Benua.

Kali ini ia di antarkan oleh Kalimat. Dengan dua puluh bungkus es krim dari Kalimat, Puisi akhirnya mau berbaikan dengan abangnya itu.

Dengan mengenakan gaun blouse warna ungu nya dan juga rok panjang ungu bermotif bunga, Puisi siap menemui Benua dengan polesan make up seadanya.

Puisi turun tangga menghampiri Kalimat yang sudah siap dengan kaos hitam dan celana jeans panjang warna krem nya.

"Lama bener lu, kek ke kondangan aja." Cibir Kalimat.

"Gak usah ngajak perang deh." Puisi melalui Kalimat, ia menghampiri Ucup dan Jubaiadah, "Puisi jenguk Benua dulu yaa." Ujar Puisi sopan menyalimi punggung tangan orang tuanya.

Kemudian di susul oleh Kalimat yang juga ikut menyalimi Ucup Jubaidah.

"Hati-hati yaa sayang." Seutas senyum terhias di bibir Jubaidah.

"Ingat jagain Puisi jangan sampai kenapa-napa lagi." Peringat Ucup.

"Iyaa siap." Seru Kalimat.

"Kalian jangan jadi tom & Jerry kalau di rumah sakit nanti." Peringat Jubaidah.

"Kalau itu insya Allah diusahakan, tergantung kondisi Bunda." Jawab Kalimat.

Puisi yang di samping Kalimat, mengangguk setuju dengan perkataan Kalimat tadi, "iya Bunda tergantung Bang Kalimat nanti gimana tingkat nyebelin nya."

Kalimat menoleh, ia menjitak kepala Puisi tanpa segan, "hilih palingan lo yang mulai."

"Aduuuh! bang Kalimat!" Kesalnya.

"Hah baru juga di bilangin, udah mulai aja." Jubaidah geleng-geleng kepala atas sikap dua anaknya ini.

Kalimat nyengir, "pemanasan Bunda."

Puisi menggembungkan pipinya.

"Yok adhik tetcinthaaa khita berangkhatttt." Seru Kalimat heboh, ia merangkul Puisi dengan akrab.

Hello Jodoh!!! [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora