14

1.1K 117 7
                                    

"Disini kalian rupanya. Aku kira kalian pergi entah kemana." ujar Ace melangkahkan kakinya keluar dari pintu yang mengarahkannya ketaman belakang mini yang Sehun buat bersama dengan Jaehyun dan Naeun. Tamannya memang kecil, tapi sangat asri. Sehun bahkan membeli sebuah pohon rindang yang tidak terlalu besar agar mereka bertiga bisa piknik bersama dibawah pohon itu. Ace duduk bergabung dengan mereka.

Sehun menuangkan teh beraroma melati ke dalam cangkir milik Ace. Ia juga mengambilkan Ace sepotong kue dengan aroma jahe yang cukup kuat. "Bagaimana caranya Daddy bisa masuk ? Aku mengingat sekali jika aku yang mengunci pintu toko." tanya Jaehyun. Dengan Ace yang menunjukkan duplikat kunci rumah Sehun kearah mereka semuanya, terjawab sudah pertanyaan Jaehyun.

"Kalian tega sekali. Kenapa tidak menunggu Daddy hah ?" Ace menyeduh tehnya perlahan, menikmati teh buatan Sehun yang khas dengan aroma bunga yang selalu saja berbeda beda setiap harinya. Bukannya tidak enak, tapi ini sungguh menyegarkan.

"Kami pikir Daddy tidak akan mampir. Tadi kami dengar kalau Mommy akan mampir ke kantor Daddy." jawab Naeun kalem. Ia tidak terlalu suka kue jahe. Tapi dengan bantuan krim manis yang dibuat Sehun, Naeun justru semakin lahap memakan kuenya. Seolah lupa jika kue itu adalah kue jahe.

"Oh." Ace tidak mau banyak bicara mengenai Wendy didepan Sehun. Wanita itu memang mampir ke kantornya, dia hanya ingin mengantarkan sekotak sushi kepada Ace. Ia selalu saja menyogok Ace dengan sekotak sushi jika ia membutuhkan sesuatu. Tapi percayalah, Ace tidak suka makanan mentah. Jika tidak membuangnya, sushi itu akan ia berikan kepada karyawannya secara cuma cuma.

"Teh ini enak. Melati, benar ?" Sehun mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ace.

"Melati memiliki bau terbaik untuk teh. Tidak heran jika banyak perusahaan teh yang menggunakan melati sebagai ekstrak terbaik mereka." Sebenarnya Ace tidak peduli mengenai perusahaan perusahaan teh itu. Tapi melihat Sehun yang semangat menjelaskan selalu membuatnya ingin tersenyum. Sementara Sehun yang masih asyik dengan teh dan ekstrak melatinya, Ace hanya serius memandang Sehun dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

"--produk terbaik teh itu dibuat oleh Diamonds Tea. Tapi, aku juga tidak begitu yakin. Aku belum pernah mencoba teh itu. Harganya sangat mahal. Sampai kapan pun aku tidak akan sanggup membelinya." ujar Sehun menunduk sambil menuangkan kembali teh di gelasnya. Ace segera mengeluarkan ponselnya dan men-dial seseorang. Setelah dering ketiga baru ada jawaban.

"Lain kali kau harus mengangkat telponku di dering pertama karena kalau kau tidak, kau kupecat." Ace tidak suka jika ia harus menunggu. Dan ia benar benar serius dengan kata tidak suka menunggu. Syukur syukur kalau hanya dipecat dan bukannya dibunuh. Ace diam saja mendengarkan kata maaf dari sebrang telpon. "Pesankan aku produk terbaik Diamonds Tea. Sekarang." Ace memutuskan sambungan telpon begitu saja.

"Chan, really ? Diamonds Tea itu sangat mahal. Teh itu dihitung per-gram-nya. Dan yang benar saja, Diamonds Tea itu di China. Untuk sampai kesini bisa sampai berhari hari lamanya." protes Sehun setelah mendengarkan apa yang baru saja Ace bicarakan di telepon dengan seseorang. Jaehyun dan Naeun entah pergi kemana hingga hanya menyisakan Sehun dan Ace saja.

Sementara Ace masih saja tenang melihat Sehun yang memborbardirnya dengan protes, matanya tiba tiba saja berbinar. Ia menyadari sesuatu. Dadanya berdegup kencang. Inikah hormon ibu hamil ? tanyanya dalam hati. Dikecupnya cepat bibir Sehun yang dari tadi tidak bisa berhenti bicara.

Hanya kecupan ringan, tidak lebih. Tapi bukan itu yang diinginkan Sehun, ia ingin ciuman yang dalam. Dipandangnya Ace dengan tatapan memohon, bibirnya mengerucut dengan mata yang dibuat sesedih mungkin. Ace mengerutkan dahinya bingung. Lama ia berpikir tapi tetap tidak mengetahui apa yang sebenarnya Sehun inginkan.

Devil's Claw (✔)Where stories live. Discover now