8

1K 133 24
                                    

"Karena Nyonya Wendi telah bangun dari koma. Makanya Tuan Ace sibuk mengurus segala sesuatu yang Nyonya Wendi butuhkan selama berada di rumah sakit. Tidak ada lagi waktu yang ia sisakan untuk pelacur kecil dan murahan seperti dirimu."

Mendengar apa yang dikatakan oleh Jisoo, membuat pertahanan Sehun semakin tidak tertahankan. Sehun semakin menangis. Jika andaikan bisa, Sehun ingin sekali meraung meratapi nasibnya yang kini hanya bagai seonggok kotoran yang tidak berguna. Sehun berusaha keras meredam tangisannya, tapi ia tetap tidak bisa. Sebagian dari dirinya menolak untuk tenang.

Sehun terus menangis, sendirian. Ia memeluk tubuhnya sendirian. Ia merasakan dingin yang mencekam sekarang. Ketakutannya sekarang sudah menyeruak keluar. Sehun pikir ia telah siap menghadapi semua ini. Siapa sangka, ia belum siap sama sekali. Sehun tahu ia tidak bisa lagi berada di rumah ini. Ia sudah memikirkan rencana yang sebenarnya akan sangat menyakitinya dan anak anak. Tapi apa boleh buat, Sehun harus pergi dari rumah ini, secepatnya.

Sehun telah mati, ia tenggelam. Tidak bisa bernafas. Perasaannya sakit, berdarah dan terus mengalir. Kepalanya seakan akan ingin pecah. Sehun mati. Bukan, jiwanya yang mati. Meskipun tidak akan tersampaikan, perasaannya untuk Ace tidak akan pernah mati. Hanya saja, ia merasakan jiwanya yang telah mati dan perasaannya yang meluap luap. Sehun tidak tahu bagaimana cara menyampaikan perasaannya.

¤¤¤

Sebuah sore yang sangat tenang dan nyaman untuk Sehun habiskan bersama Jaehyun dan Naeun. Sehun sudah menyiapkan beberapa muffin hangat untuk menemani piknik rutin di sore hari mereka. Seperti biasa, Sehun telah menyiapkan teh hangat untuk mereka. Teh beraroma bunga peony itu sangatlah nikmat dan menyegarkan. Dengan mengonsumsi teh aroma peony itu, Sehun berharap bahwa kehidupan Jaehyun dan Naeun akan terus dipenuhi oleh kebahagiaan dan cinta kasih. Tidak hanya dari Sehun, tapi dari Daddy bahkan Mommy mereka.

"Papa ? Papa baik baik saja ?" tanya Naeun kearah Sehun yang saat ini sedang memijat pelipisnya pelan. Beberapa hari ini memang perasaan Sehun serasa sangat tidak enak dan tidak nyaman. Tidak hanya perasaan, tapi perutnya bagai terasa diaduk aduk. Jika ia ingin makan sesuatu yang baunya agak sedikit menyengat pasti hal itu akan membuat Sehun mual dan ujung ujungnya tidak jadinya makan. Entah penyakit apa yang Sehun rasakan saat ini.

"Tidak apa apa. Papa baik baik saja kok." jawab Sehun seadanya. Ia tidak mau membuat anak anaknya khawatir mengenai keadaannya. Kemungkinan Sehun hanya mengalami masuk angin biasa. Atau mungkin hal yang lebih buruk dari itu. Who knows ?

"Papa yakin ? Tapi muka papa pucat sekali saat ini." tambah Jaehyun sambil meletakkan cangkirnya kembali ketempatnya. Jaehyun mendekatkan dirinya kepada Sehun yang saat ini merasakan pusing. Sehun berharap ia bisa bertahan, tapi kepalanya semakin sakit. Pandangannya mulai mengabur.

"Papa ! Papa kenapa ?" Naeun ikut khawatir melihat Sehun yang mencengkram kepalanya. Ini tidak baik, pandangan Sehun semakin mengabur. Ia menjatuhkan tubuhnya diatas karpet piknik mereka. Sehun bisa melihat wajah anak anaknya sebelum semuanya menggelap. Sehun pingsan.

¤¤¤

Perlahan Sehun membuka matanya, membiasakan matanya dengan cahaya yang menusuk nusuk retinanya. Sehun sangat hapal dimana ia saat ini, di kamarnya. Kepalanya masih sedikit pusing tapi tidak separah tadi. Saat ini ia sudah merasa jauh lebih baik.

Sehun bisa mendengar suara berisik Jaehyun dan Naeun yang entah membicarakan apa diujung sana. Mereka berdua sedang duduk diatas kursi yang ada dikamar Sehun. Wajah mereka terlihat sangat serius. Sehun berpikir apa yang mereka bicarakan sehingga membuat wajah mereka seserius itu.

Tiba tiba seseorang masuk kedalam kamar Sehun, membuat mereka bertiga yang ada diruangan itu menjadi mengarahkan perhatiannya kearah pintu. "Kau sudah sadar ?" tanya dokter Kim, dokter pribadi keluarga Park. Sehun sangat yakin yang memanggil dokter Kim kesini pastilah anak anaknya.

Devil's Claw (✔)Where stories live. Discover now