Pusing. Kepalaku terasa sangat pusing. Semua pemandangan yang ditangkap oleh mataku terlihat sangat buram. Hingga tak lama kemudian, kegelapan pun melanda.
Benar-benar sangat gelap. Aku tak bisa melihat apa-apa.
“Kakak!”
Riana…?
“Kumohon bertahanlah! A-ambulans… Dimana ambulans nya?!”
Ahh… Benar, aku…
“Hiks… Kakak… Maafkan aku… Ku-hiks… Mohon jangan tinggal-hiks… Kan aku!”
Siapa juga yang akan meninggalkan mu bodoh. Jika aku meninggalkan mu, aku yakin sekali kau akan bertindak ekstrim seperti membakar butik nya ibu.
“Kenapa ambulans nya lama amat sih?! Apa kalian tidak lihat keadaan kakak ku?!”
Keadaanku? Ah, iya. Seperti apa keadaanku saat ini? Yang kutahu pasti, rasanya sangat sakit. Seperti luka terbuka yang tengah disiram oleh air garam.
“Apa? Tch! Aku tidak peduli! Seret ambulans sialan itu kesini sekarang juga, atau kubuat kalian menyesal!”
…… Lagi-lagi sifat diktator nya keluar, bikin kesal saja. Pengen nampol, tapi aku bahkan tak bisa menggerakkan tanganku.
“Kakak? D-detak jantung nya…… B-bagaimana ini…? Hiks, kakak… Hwaaaaaaa!!!!”
Hei, hei! Berhenti menangis! Berisik tahu!
“HIKS, HWAAAAAA!!!!”
Kok malah makin parah sih?!
“KAKAK SIALAN! BERANINYA KAU MEMBUAT ADIK MU YANG BAGAIKAN MALAIKAT INI MENANGIS! HIKS, HIKS.”
Dih? Pede banget.
“HWAAAA! KAKAK JAHAT! JAHAT! BENAR-BENAR JAHAT! Uhuk! Uhuk! HIKS, HWEEE!”
Ugh… Sial, rasa sakit nya semakin parah. Ini pasti karena suara burik mu, Riana! Bisa diam tidak?!
“… Sampai… Kakak… Becus… Pasti…”
Hmm? Suara Riana semakin lama semakin tidak jelas. Itu pasti karena pendengaran ku yang mulai memburuk akibat rasa pusing. Ditambah lagi, yang saat ini dapat kudengar dengan jelas hanyalah nada statis yang begitu menyebalkan.
Kesadaranku juga sedikit demi sedikit mulai menghilang. Apa aku… Akan mati? Serius? Tapi… Bagaimana dengan Riana? Aku tidak bisa meninggalkan nya sendirian.
Tepat sebelum kesadaranku benar-benar menghilang, entah mengapa kali ini suara gemetar Riana dapat terdengar jelas oleh telingaku.
“Ayah…?”
.
.
.
.
.
◌ ͙۪۪̥˚┊❛ [𝐂𝐚𝐙𝐚 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌
Come Back to Life as a Second Male Lead : [02] - Become a Baby
Written by : QueenCacaa and kaielnn
Genre : Historical, Shounen-ai, Drama, Fantasy, Action, Romance, Comedy, and fluff
DO NOT LIKE? DON'T READ!
KAMU SEDANG MEMBACA
Came Back to Life as a Second Male Lead
Non-Fiction[SLOW UPDATE] Hal pertama yang Ray temukan ketika membuka mata kala itu, adalah kenyataan bahwa ia masih hidup. Dengan tubuh yang jelas-jelas bukan milik nya. Tubuh seorang bayi. Alih-alih mati dan berkunjung ke alam baka, Ray nampak nya malah di be...
