[28] - Happy Birthday, Keith

9.4K 1.4K 208
                                    

[…anda juga memiliki inti sihir air. Jelas sekali bahwa ini merupakan suatu variabel yang tak seharusnya ada.] Lanjut Eva.

“Nah, itu lah alasan mengapa aku memiliki firasat buruk.” Kain tipis yang menyelimuti tubuh nya berhasil menepis rasa dingin dari sang hujan, kedua kaki nya kini bergerak untuk membuat langkah menuju pintu balkon. Sekarang waktu nya untuk tidur.

Eva segera terbang mengikuti Keith, “Eva, kau tahu kan bahwa beberapa hari setelah hari ulang tahun ku, Upacara Pemberian Nama Tengah I akan dilaksanakan?” Eva hanya mengangguk sebagai balasan.

“Haah…” Keith menghela napas, firasat buruk nya kembali datang, “Semoga saja tak ada hal merepotkan yang akan terjadi…” Gumam nya penuh harap.

Oh Keith, andai kau tahu bahwa saat ini seorang Dewa tertentu tengah mengamati mu sambil tersenyum nakal.

.

.

.

.

.

◌ ͙۪۪̥˚┊❛ [𝐂𝐚𝐙𝐚 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌

Come Back to Life as a Second Male Lead : [28] - Happy Birthday, Keith

Written by : QueenCacaa and kaielnn

Genre : Historical, Shounen-ai, Drama, Fantasy, Action, Romance, Comedy, and fluff

DO NOT LIKE? DON'T READ!

◌ ͙۪۪̥˚┊❛ [𝐂𝐚𝐙𝐚 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌

.

.

.

.

.

Keith menatap bingung, “Apa mau mu?” Tanya nya dengan seluruh rasa sopan yang entah sudah pergi kemana.

Tadzio semakin memperlebar senyum nya, “Selamat pagi juga Keith~” Ia berjalan melewati Keith, membawa diri nya masuk ke dalam mansion Alastair seakan itu adalah rumah nya.

“Hei!” Keith menegur, “Jawab perta—”

“—iya, kabar ku baik. Terima kasih sudah bertanya. Lalu, bagaimana dengan mu?”

Keith mengerjap, tampak tak percaya, “…haah, astaga.”

Ia berjalan mengejar langkah Tadzio, “Iya deh, iya. Selamat pagi Tadzio. Bagaimana kabar mu? Baik? Syukurlah. Kabar ku? Baik juga.” Di genggam nya tangan kanan Tadzio, “Sebelum akhirnya kau datang.” Sarkas Keith dengan senyum manis.

“Memang kenapa saat aku datang?”

“Tentu saja anda telah membuat hari saya menjadi semakin baik!” Seru Keith dengan formal, “Oh, wahai sang matahari penerus takhta, saya yang hanya lah seorang warga rendahan ini merasa sangat terhormat karena telah mendapatkan kesempatan untuk menggenggam tangan anda. Saya pasti tak akan pernah mencuci tangan saya sampai ajal menjemput. Bagaimana mungkin ketika anda telah memberkati tangan saya yang hina ini? Saya—”

Came Back to Life as a Second Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang