[27] - Butterfly Effect

10.4K 1.6K 188
                                    

“Ssttt, tidak apa-apa kak. Menangislah.” Bujuk Riana dengan lembut, ia mengusap punggung kakak nya guna menenangkan. “Lihat? Kita sangatlah mirip. Kakak memiliki kemampuan khusus, dan aku pun juga begitu.” Dusta Riana dengan tenang, “Jadi, bukan kah kakak tidak sendirian? Ada aku disini yang juga sama aneh nya seperti kakak. Ada aku disini yang juga dapat mengingat seluruh hal yang terjadi di tiap detik nya.” Riana memejamkan kedua mata nya, tak sanggup lagi menahan kantuk, “Ada aku disini…” Bisik nya sebelum jatuh tertidur.

Ray mengerjap, secara perlahan, tubuh nya mulai terasa ringan. Seluruh rasa sakit juga mulai menghilang seperti tak pernah ada.

Ray memandang Riana seakan dia adalah seorang pahlawan seperti di buku cerita anak yang pernah dia baca beberapa bulan lalu.

Akhirnya, ia pun ikut memejamkan kedua mata nya untuk menyambut dunia mimpi, “Iya, ada Ria…”

Untuk pertama kali nya setelah sekian lama, Ray dapat tertidur nyenyak tanpa rasa sakit.

Dan mungkin, disaat itu juga lah obsesi Ray terhadap kehadiran Riana dimulai.

.

.

.

.

.

◌ ͙۪۪̥˚┊❛ [𝐂𝐚𝐙𝐚 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌

Come Back to Life as a Second Male Lead : [27] - Butterfly Effect

Written by : QueenCacaa and kaielnn

Genre : Historical, Shounen-ai, Drama, Fantasy, Action, Romance, Comedy, and fluff

DO NOT LIKE? DON'T READ!

◌ ͙۪۪̥˚┊❛ [𝐂𝐚𝐙𝐚 𝐏𝐫𝐨𝐣𝐞𝐜𝐭] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌

.

.

.

.

.

“Sebentar lagi adalah hari ulang tahun mu yang ke-10.” Aristide mengiris steak daging di hadapan nya, “Keith, apa yang kau inginkan?”

Keith memiringkan kepala nya dengan ekspresi berpikir.

Tak terasa sebentar lagi ia akan menginjak usia 10 tahun, waktu benar-benar berlalu begitu cepat.

Aldrin menyodorkan sesuap steak kepada Keith, yang kemudian diterima dengan mulut terbuka oleh Keith, “Yang pasti, kakak pantas mendapatkan yang terbaik.”

Haleth mengangguk, “Benar. Putra ku tersayang pantas mendapatkan yang terbaik.”

Aristide ikut mengangguk setuju, “Itu benar… Keith pantas mendapatkan yang terbaik.” Ujar nya mutlak, ia kemudian menatap bolak-balik ke arah Haleth dan Aldrin, “Ada saran?”

“Uang.”

Aldrin mengernyit, tak setuju, “Itu sudah diberikan kepada kakak setiap hari nya.”

Haleth mengangkat sebelah alis nya, “Lalu? Apa saran mu?”

Came Back to Life as a Second Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang