Dua Belas

6.6K 1.3K 490
                                    

Cahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya

Angin laut rupanya berhasil membuat gue mengantuk dengan cepat. Ditengah-tengah pesta barbeque, gue malah melipir ke resort karena rasa kantuk yang tidak tertahankan. Sepertinya malam itu gue langsung tertidur pulas. Yang pasti ketika bangun, hal yang pertama gue lihat adalah cahaya silau dari matahari terbit.

Orang-orang tampak masih terlelap, terkecuali Patih yang sudah berdiri di depan resort yang langsung berhadapan dengan laut tenang. Gue mencuci muka ke kamar mandi sebelum menghampiri lelaki yang tengah memegang secangkir teh hangat itu. Dia seperti tidak peduli dengan keberadaan gue, bahkan sedikitpun lelaki itu tak terganggu walau gue terus menerus melihat wajahnya dari sisi kanan.

Wah, gila ya.

Mana percaya gue kalau yang bentukannya begini adalah anggota militer sekaligus bagian dari BIN?

"Saya tau saya ganteng, tapi kalau kamu ngeliatin saya terus alih-alih sunrise nanti kamu ketinggalan liat naiknya matahari ke atas."

Gue berdeham, lantas mengalihkan pandangan karena merasa tak enak atas ucapannya. "Maaf," ucap gue.

"Suka teh chamomile gak? Saya salah nyeduh, kirain tadi jasmine green tea, belum diminum."

Gue menerima cangkir yang suhu airnya sudah tidak terlalu panas itu, "Suka, makasih."

Setelah itu, Patih meninggalkan gue sendiri di sisi resort dengan cahaya matahari pagi. Gue melihat kemana dia pergi, dan sepertinya dia pergi ke luar resort untuk mengurus sarapan Krisan Putih pagi ini. Pandangan gue tertuju pada satu demi satu orang yang ada. Di tempat tidur Queen Size, ada Bintang dan juga Zain yang sedang berpelukan. Sementara Niko, Pras, dan Dimas tertidur di masing-masing ranjang single dengan posisi yang sangat kacau.

Tadi malam Patih tidur di mana ya?

Masa di kasur gue?

Gue bergidik, lantas mengeluarkan ponsel untuk memotret beberapa pemandangan. Setelahnya, gue memutuskan untuk mandi keburu nanti rebutan sama anak-anak. Jadwal pagi dan siang ini cuma menikmati suasana pulau aja. Pengen sih gue buat snorkeling, tapi udah terlanjur ogah basah-basahan jadi cuma duduk-duduk doang.

Lain hal dengan Zain, Bintang, Niko dan Pras yang masih begitu semangat untuk bermain air. Katanya mereka mau lomba nangkap ikan-ikan kecil kemudian dilepaskan kembali. Gue sih bodo amat, tapi kalo mereka anak-anak gue kayaknya beda cerita. Pasti gue bakalan marah, 'Aer teroooos, nanti di rumah badannya panas Mama gak mau ngurus ya!' tapi keburu sadar mereka abang-abang semua.

Dari tadi sebenernya gue celingukan nyariin Patih, abis dia ilang mulu dan nongol sesekali doang. Gue udah SMS dia buat nanyain lagi ada di mana tapi orangnya cuma bales 'bntr'. Kemungkinan emang lagi gak mau diganggu kali, makanya abis itu gue juga cuek-cuek aja.

"Mbak, pernah diajak kencan ke pantai atau pulau kayak gini gak?"

Lupa, sejak tadi ada Dimas yang duduk disebelah gue sambil liatin pemandangan.

KRISAN PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang