-A Mistery and A Serendipity

2.4K 160 18
                                    

Title : A Mystery and A Serendipity
Rate : 15+
Word count : 2098
Type : Oneshot
[Wednesday, March 31st, 2021 : 01.32 am]
___________________________________________

January 5th, 2007

"I admit,
I was afraid to love.
Not just love, but to love you.
For you were a stunning mystery.
You carried things deep inside you that no one has yet to understand,
and I,
I was afraid to fail, like the others.
You were the ocean,
and I was just a boy,
who loved the waves,
but completely terrified to swim."

[Aku akui,
aku takut untuk mencintai.
Bukan hanya cinta, tapi untuk mencintaimu.
Karena kamu adalah sebuah misteri yang menakjubkan.
Kamu membawa banyak hal jauh di dalam dirimu yang dimana belum ada yang mengerti,
dan aku,
aku takut gagal, seperti yang lainnya.
Kamu adalah lautan,
dan aku hanyalah seorang anak laki-laki,
yang menyukai ombak,
tetapi terlalu takut untuk berenang.]

Hermione merasakan tetesan air mata menuruni pipinya, rasa bahagia menyelimuti dirinya. Di hadapannya, seorang laki-laki berlutut, dengan sebuah kotak beludru berisi sebuah cincin berlian terulur dari tangannya. Memorinya terputar pada pertemuan pertama mereka.

Saat itu, mereka hanyalah dua orang asing yang terperangkap dengan satu sama lain yang kemudian berkembang menjadi dua insan penuh luka yang berusaha saling menyembuhkan. Semua orang tahu Draco Malfoy menyimpan sejuta rahasia di dalam dirinya, terkubur dalam di hatinya. Membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang sangat acuh dan tertutup. Namun, Hermione Granger berbeda. Gadis itu terlihat sangat ceria dan terbuka. Tapi Draco menyadari satu hal yang tidak banyak orang yang tahu. Tentang berjuta rahasia yang Hermione simpan di dalam dirinya. Sesuatu yang tidak pernah disadari oleh yang lain. Karena mereka tidak pernah cukup peduli. Dan Draco peduli. Ia tahu ia peduli. Karena mereka sama. Draco dapat melihat cerminan dirinya dalam Hermione. Persetan dengan senyum manis yang selalu terlukis di wajah gadis itu. Bagi Draco, Hermione adalah sebuah misteri dan sayangnya, ia benci misteri.

Sementara di mata Hermione, Draco adalah sebuah serendipity, sebuah kejutan yang menyenangkan. Sepanjang hidupnya, ia tak pernah melihat manusia serumit dirinya. Sampai akhirnya kini ia bertemu Draco. Bagi orang lain, Draco mungkin hanya seorang bajingan arogan. Karena mereka tak pernah cukup peduli untuk melihat lebih dalam. Dan Hermione peduli. Ia tahu ia peduli. Karena mereka sama. Hermione mengenali matanya sejak pertemuan mata mereka. Ia melihat teka-teki di dalamnya dan ia tak sabar untuk segera memecahkannya.

"Marry me? Please?" tanya Draco, menarik Hermione dari lamunannya. Hermione mengangguk senang. Draco berdiri, melingkarkan cincin tersebut di jari manis gadisnya.

[Menikah denganku? Please?]

"Terima kasih," tutur Draco seraya mengecup bibir Hermione lembut.

***

January 6th, 2003

"Apakah kau sudah mendengarnya?" tanya Ginny antusias. Hermione mengernyit bingung.

"Mendengar apa?" Hermione bertanya balik. Ginny menatap Hermione malas.

"Kau harus belajar menjadi lebih malas. Kau terlalu rajin. Manusia butuh gosip untuk tetap hidup, kau tahu?" keluh Ginny seraya menjatuhkan dirinya di sofa crimson empuk di ruangan sahabatnya itu. Hermione tertawa geli.

"Kau benar-benar tidak cocok menjadi seorang motivator," ucap Hermione bercanda.

"Aku tidak tahu dan tidak mau tahu pekerjaan jenis apa itu karena aku yakin tidak ada yang lebih menyenangkan dari menjadi seorang pemain Quidditch. Siapa yang tidak suka bermanuver dengan sapu terbang?" racau Ginny menggerutu. Hermione memutar bola matanya.

Le Scénario (Dramione Oneshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang