-Promise.

1.3K 111 15
                                    

Title : Promise.
Rate : T
Word count : 1169
Type : Twoshots
[Tuesday, April 13th, 2021 : 02.45 am]
___________________________________________

"I guess you look happier?" ucap Draco pelan, berusaha tersenyum pada Hermione yang masih dalam balutan gaun pengantinnya. Acara pernikahannya baru saja selesai. Namun, tamu-tamu sudah mulai pulang.

[Kurasa kau terlihat lebih bahagia?]

"Selamat untuk pernikahanmu, Granger," lanjut Draco. Hermione menghela napas panjang, balas tersenyum pada Draco.

"Aku pikir kita sudah melewati masa saling memanggil dengan nama belakang? Lagipula aku sudah bukan Granger lagi sekarang," kekeh Hermione berusaha mencairkan suasana.

"Lalu, untuk menjawab pertanyaanmu, you know I was happier with you," lanjut Hermione seraya menatap Draco. Draco tersentak.

[Kau tahu aku lebih bahagia denganmu.]

"Maaf," balas Draco, tak tahu harus berkata apa. Jelas ia tidak menyangka jawaban seperti itu yang akan keluar dari mulut Hermione.

"Kau tak perlu minta maaf," jawab Hermione. Sejenak keheningan menguasai mereka.

"Apa ini yang kau rasakan?" tanya Draco memecah keheningan tersebut. Hermione menatap Draco bingung.

"Perasaan ini. Saat aku memberitahumu aku akan menikah dengan Tori. Beginikah rasanya?" jawab Draco, menjelaskan pertanyaan yang tak terucap dari bibir Hermione. Hermione kembali menghela napas panjang. Ia tersenyum getir. Hatinya berdesir pedih pada pengucapan nama Astoria yang terasa begitu akrab.

"Memang apa yang kau rasakan?" Hermione balas bertanya. Draco mengedikkan bahunya.

"Entahlah. Rasanya aneh. Sakit. Tapi juga-" Draco diam sejenak, memikirkan kata yang tepat untuk melanjutkan.

"-kosong? Seperti ada bagian dari dirimu yang hilang dan tak akan kembali, seberapa keras pun kau berusaha. Aku merasa asing, seperti berada di tempat yang salah," lanjutnya. Hermione menatap Draco tajam. Lantas kenapa Draco pergi? Kenapa Draco meninggalkannya kalau itu yang ia rasakan? Ia ingin bertanya, tapi akhirnya memilih untuk mengikuti alur pembicaraan ini. Permainan apapun yang Draco mainkan, ia tidak peduli. Toh, hatinya sudah terlanjur sakit.

"Rasanya sakit melihatmu bahagia bersama orang lain. Saat bahagiamu bukan lagi milikmu. Saat air mata bahagia berganti menjadi air mata penuh luka. Tapi aku bisa apa? Harry selalu bilang aku akan baik-baik saja. Kalau suatu hari nanti, aku juga akan kembali bahagia seperti kau. Tapi aku tahu aku tak akan bisa kembali bahagia, kembali menjadi diriku yang dulu. Karena kau tak akan pernah kembali menjadi milikku," lirih Hermione. Draco terkesiap.

"Kau tahu aku tak pernah bahagia selain denganmu, kan?" seru Draco kaget. Hermione menatap Draco tajam, meminta Draco menurunkan volume suaranya.

"Tidak, aku tidak tahu. Kau terlihat sangat bahagia saat bersama dengan Greengrass," jawab Hermione. Draco menatap Hermione tak percaya.

"Aku tidak!" bantah Draco.

"Tidak masalah, Draco. Kau tidak harus merasa bersalah karena merasa bahagia. Bagaimanapun juga kita harus berusaha untuk kembali bahagia dengan jalan hidup yang baru kan?" ucap Hermione. Draco mendelik tajam.

"Aku sudah bilang aku tidak bahagia, Granger." 

Cukup sudah. 

"Lantas kenapa kau pergi? Kenapa kau pergi kalau kau tidak bahagia? Apa kau sengaja ingin mempermainkanku? Kau pergi dan aku mencoba melupakanmu dengan menikahi pria lain! Tapi lalu kau datang, mengacaukan perasaanku di hari pernikahanku sendiri! Untuk apa, Draco?" tuntut Hermione marah. Ia berusaha setengah mati untuk menjaga suaranya tetap pelan.

Le Scénario (Dramione Oneshots)Where stories live. Discover now